BERITACIKARANG.COM, BABELAN – Sampah masih menjadi masalah besar di Kabupaten Bekasi. Di Desa Muarabakti, Kecamatan Babelan, hamparan sampah teronggok di tengah sawah. Sampah-sampah tersebut diduga sengaja dibuang di lokasi tersebut oleh pihak tak bertanggung jawab.
Warga sekitar Warunah (70) mengatakan sampah tersebut berasal dari perumahan dan pasar tradisional di wilayah tersebut. Hamparan sampah menjalar dengan panjang kurang lebih 200 meter dan lebar sekitar 75 meter. “Sama yang buang ini, katanya sampah dibawa dari sampah perumahan sama dari arah pasar,” kata dia.
BACA: Sampah Plastik Hanyut di Kali CBL
Pembuangan sampah kerap dilakukan pada pagi hari. Aktivitas ini sudah berlangsung kurang lebih 1 bulan. “Sehari bisa 3 atau 4 mobil, pokoknya dia datang buat ngebuang. Untuk waktunya, Pagi-Pagi, jam 8 atau 9, kadang-kadang juga sore. Sudah ada sebulan aktivitas pembuangannya,” ucapnya.
Sampah yang dibuang di lokasi berasal dari jenis-jenis yang beragam. Mulai sampah rumah tangga, sampah bekas sayur mayur, sampah plastik dan styrofoam. Tumpukan sampah tersebut menyebabkan aroma bau busuk dan mengganggu indera penciuman. “Iya sampah dari apa saja, berupa-rupa sampah, bahkan disini ikan pada mati, ikan gabus, ikan kocolan,” kata dia.
Mengetahui hal ini, Pemerintah Kabupaten Bekasi langsung memasang papan informasi yang menyebutkan jika lokasi sampah liar telah ditutup. Para pelaku yang telah membuang sampah di lokasi tersebut akan segara dipanggil untuk diminta keterangan. “Kita sedang mengumpulkan informasi dari UPTD persampahan di sini, dari pihak kecamatan dan desa serta warga. Nanti pihak-pihak yang bertanggung jawab akan kita panggil untuk diminta keterangan,” kata Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi.
Selain itu, pihaknya juga telah menginstruksikan jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk segera membersihkan hamparan sawah di lokasi tersebut. “Segera kita angkut sampah-sampah ini ke tempat pembuangan sampah terdekat,” kata dia.
Dirinya pun menghimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan serta ikut membantu mengurangi produksi sampah baik organik maupun non organik mulai di hulu/rumah tangga mengingat kondisi TPA Burangkeng yang saat ini overload. “Perlu ada kesadaran terhadap kebersihan lingkungan, mulai dari rumah tangga, RT RW sampai desa, agar sampah bisa ditangani dengan lebih baik, seperti TPS3R untuk mengurangi sampah yang dibuang ke TPA,” kata dia. (RIZ)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS