BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak telah mendekati masa pendaftaran calon, yakni mulai 27 Agustus 2024 besok. Sepuluh partai politik yang memiliki kursi di DPRD Kabupaten Bekasi sudah menentukan arah dukungannya kepada sejumlah pasangan. Sementara satu parpol lagi, yakni Partai Golkar hingga kini belum menentukan sikapnya.
BACA: Raih Kursi Terbanyak, Golkar ‘Rebut’ Kursi Ketua DPRD Kabupaten Bekasi
Pengamat Politik dari Univesitas Islam 45 Bekasi, Harun Arrasyid mengatakan sebagai parpol pemenang Pemilu Legislatif 2024, Partai Golkar diyakini dapat menjadi kunci kekuatan pada Pilkada Kabupaten Bekasi. Keberadaannya diprediksi bakal menjadi kartu truf dari tiga poros yang ada.
“Ini yang akan sangat menarik karena Golkar akan sangat seksi dengan game changer. Sebagai partai pemenang pemilu, langkahnya bakal sangat ditunggu,” kata Harun Al Arrasyid, Senin (26/08).
Dengan kekuatan suara yang besar, kata Harun, Golkar memiliki dua opsi, maju menjadi poros baru atau bergabung dengan koalisi yang ada. Kedua opsi ini akan mengubah konstelasi politik pada Pilkada Kabupaten Bekasi saat ini.
“Golkar bisa saja maju sendiri dengan kekuatan suara yang besar dan mesin politik yang ada. Termasuk kan ketua DPD-nya juga mantan wakil bupati. Tapi ada opsi juga bergabung dengan kekuatan yang ada, tapi tentu dengan negosiasi-negosiasi yang kuat. Semua ada positif negatifnya,” ucap dia.
Menurut Harun, Golkar dapat maju dan membuat poros baru namun harus dengan hitungan yang matang. Meski memiliki suara partai yang besar, namun secara individu, survei popularitas dan elektabilitas kader Golkar masih berada di bawah kandidat yang ada.
“Pak Marjuki (Ketua DPD Golkar Kabupaten Bekasi) sebagai kandidat yang paling potensial kini sudah duduk di kursi DPRD Jabar. Tentu dia harus berhitung, maju di Pilkada Kabupaten Bekasi dan meninggalkan DPRD Jabar atau lebih fokus ke DPRD Jabar saja yang sudah pasti. Hitungan ini yang harus matang,” ucap dia.
Opsi lain dengan bergabung bersama koalisi partai yang ada. Setidaknya terdapat tiga poros yang kini terbentuk. Pertama; PDIP, PPP, PBB dan Partai Buruh yang mengusung Ade Kuswara Kunang-Asep Surya Atmaja. Kedua; Gerindra, PKB, Nasdem dan PAN yang mengusung BN Holik Qodratullah-Faizal Hafan. Ketiga; PKB dan Demokrat yang mengusung Dani Ramdan dengan Romli.
Harun menambahkan, dari kedua opsi tersebut, pilihan untuk bergabung dengan koalisi yang ada akan menjadi langkah paling realistis.
“Golkar itu partai pemerintah, tentu dia ingin langkahnya bisa memenangkannya. Maka pilihannya dipaksakan maju sendiri atau terpaksa gabung dengan yang ada. Jika pun bergabung, Golkar punya kekuatan untuk bergaining yang menguntungkan untuk mereka. Bisa jadi kadernya yang harus duduk atau menyiapkan baju partai untuk kandidat yang diusung,” ucap dia. (DIM)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS