BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bekasi menilai kegagalan Kabupaten Bekasi mempertahankan gelar juara umum dalam perhelatan Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIII/2018 Jawa Barat disebabkan banyak hal.
Salah satunya tuan rumah Kabupaten Bogor yang mengupayakan segala cara untuk meraih kemenangan, dari mulai dengan menambah cabang olahraga baru hingga membuat aturan yang tidak baku di sejumlah cabang olahraga.
“Para atlet sudah berjuang dengan baik dan kendala yang dihadapi salah satunya adalah karena tuan tuan rumah yang mengupayakan berbagai cara untuk mendapatkan medali. Itu terlihat jelas kok seperti di cabang olahraga Muaythai, Billiard, Tenis Meja dan Bulu Tangkis,” kata Romli.
Oleh karenanya, dari perhelatan tahun ini harus banyak dievaluasi agar kedepannya pesta olahraga daerah tingkat provinsi Jawa Barat ini lebih baik lagi. “Tuan rumah kedepan tidak boleh lah bikin aturan itu semena-mena, harus ada dasarnya. Contoh bulutangkis, gag boleh pemain pelatnas itu main di Porda. Eh tiba-tiba pas atlit mereka (Kabupaten Bogor-red) masuk, pemain Pelatnas semua. Padahal kan itu aturan baku,” ungkapnya.
“Beda kalau kita kalahnya fair, seperti di sepakbola dan di voli. Kan enak evaluasinya juga. Tetapi kalo kalahnya kagak fair, ini kan sakit,” sesalnya.
Kendati demikian, Romli mengaku lega atas perolehan kontingen Kabupaten Bekasi dari sejumlah cabang olahraga lainya karena berhasil merain juara umum seperti menembak, golf, wushu, sky air, paralayang dan selam.
“Kalau selam bahkan hampir over target medalinya dan disisi lain memang harus kita akui ada juga beberapa cabang olahraga yang mesti evaluasi seperti tinju, gulat, dan silat karena minim perolehan medali,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, di Porda XIII/2018, Kabupaten Bekasi terpeleset di peringkat ketiga klasemen akhir perolehan medali dan gagal memenuhi target mempertahankan juara umum yang direbut 4 tahun lalu di ajang yang sama.
Di ajang ini, kontingen Kabupaten Bekasi hanya memperoleh total 329 medali terdiri dari 88 emas, 105 perak, dan 136 perunggu, disusul Kota Bandung di peringkat kedua dengan total 418 medali terdiri dari 131 emas, 150 perak, dan 137 perunggu serta Kabupaten Bogor di peringkat pertama dengan total 554 medali terdiri dari 256 emas, 146 perak, dan 142 perunggu. (BC)