BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Meskipun Indonesia telah memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Tanah Air masih mengalami curah hujan yang tinggi. Fenomena ini telah berlangsung sejak awal Mei 2025 dan diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir Agustus 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa kondisi ini disebabkan oleh fenomena kemarau basah. Kemarau basah terjadi ketika hujan dengan intensitas tinggi tetap turun meskipun berada di musim kemarau.
BMKG memperediksi fenomena ini tidak memberikan dampak signifikan bagi masyarakat umum. Namun, sektor pertanian dan perikanan diperkirakan akan mengalami kerugian akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.
BACA: 20 Hektar Sawah di Bojongmangu Bisa Panen di Tengah Kemarau
Selain itu, kemarau basah juga dapat memengaruhi kesehatan masyarakat, seperti meningkatnya risiko infeksi saluran pernapasan serta demam berdarah akibat bertambahnya populasi nyamuk.
BMKG juga memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat curah hujan tinggi selama kemarau basah. Bencana tersebut meliputi banjir, banjir bandang, angin kencang, hingga tanah longsor.
Untuk menghadapi fenomena ini, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang ekstrem. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan rutin memperbarui informasi terkini mengenai cuaca melalui saluran resmi BMKG. (RIZ)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS