BERITACIKARANG.COM, CIKARANG TIMUR – Ikan menjadi salah satu menu sehari-hari yang selalu digemari masyarakat Kabupaten Bekasi. Selain dapat dikonsumsi langsung, ikan juga dapat digunakan sebagai bahan baku panganan olahan. Hal ini seperti yang ditampilkan Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Bekasi di acara World Food Day atau Hari Pangan Sedunia 2019 yang digelar di Plaza Kecamatan Cikarang Timur, Selasa (22/10).
Selain menampilkan produk olahan ikan seperti regginang patin, sambal tabur ikan payus hingga otak-otak ikan, DPK Kabupaten Bekasi bekerjasama dengan BBP2HP Jakarta juga menampilkan inovasi baru, yakni ‘Kamaboko’.
Kepala Bidang Penguatan Daya Saing di DPK Kabupaten Bekasi, Ridwan Mulyana menjelaskan ‘Kamaboko’ merupakan produk derivate dari surimi yang tergolong dalam fish jelly produk, yaitu produk dengan karakteristik tekstur yang kenyal. Umumnya, ‘Kamaboko’ dikonsumsi sebagai pelengkap isian dalam sajian Japanese food ataupun Chinese Food serta aneka sajian berkuah.
“Kita sedang lakukan uji coba pasar mengingat disini juga banyak hotel dan rumah makan Jepang. Kalau responnya bagus nanti akan kita kembangkan juga agar bisa diproduksi oleh para pelaku usaha kecil yang ada di bawah binaan kita,” tuturnya.
Kepala DPK Kabupaten Bekasi, Agus Trihono menambahkan selama ini pihaknya terus mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa selain dapat dikonsumsi langsung, ikan juga dapat diolah menjadi beragam olahan pangan. Hal itu diyakini akan menjadi celah bisnis bagi masyarakat apabila ditekuni.
Selain itu, sambungnya, DPK Kabupaten Bekasi juga senantiasi memberikan pembinaan bagi para pelaku usaha kecil yang menggeluti bidang tersebut baik dalam hal pemanfaatan teknologi maupun pemasaran produk olahan ikan yang dibuatnya. Pembinaan dilakukan dengan harapan mampu meningkatkan potensi wilayah, dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat perikanan di Kabupaten Bekasi.
“Jadi ini merupakan salah satu upaya yang bias dilakukan masyarakat untuk meningkatkan edit value atau nilai tambah dari ikan-ikan yang dihasilkan baik oleh pembudidaya ataupun nelayan yang ada di wilayah kita,” tuturnya. (BC)