BERITACIKARANG.COM, SERANG BARU – Bagi sebagian masyarakat, istilah Sidekah Kupat Rebo Kasan memang terasa asing di telinga. Namun Sidekah Kupat Rebo Kasan sudah menjadi tradisi atau kepercayaan sebagian masyarakat wilayah sunda di Kabupaten Bekasi.
Sidekah Kupat Rebo Kasan merupakan tradisi doa dan zikir bersama untuk memohon keselamatan kepada Allah SWT yang dilakukan warga di hari Rabu terakhir pada bulan Safar sebelum memasuki bulan Maulid. Dzikir dan doa tersebut bisa dilaksanakan sendiri ataupun bersamaan dengan masyarakat yang lainnya.
Seperti yang dilakukan para warga di Desa Jayamulya, Kecamatan Serang Baru. Mereka setiap tahun berbondong-bondong pergi ke musala, masjid ataupun rumah sesepuh untuk melakukan zikir dan doa bersama. Selain doa bersama para warga juga melakukan salat hajat, memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala bala.
“Doanya bisa sendiri atau bersama-sama. Tapi kalo disini biasanya bersama-sama, doa untuk keselamatan warga supaya dijauhkan dari penyakit dan mara bahaya,” kata Direktur Tiksa Intitute, Ahmad Djaelani.
Sebelum melakukan doa dan zikir bersama, para warga terlebih dahulu memasak ketupat dan lauk pauk di rumah salah satu warga. Makanan tersebut kemudian dimakan bersama seusai melakukan salat hajat dan doa bersama.
“Biasanya yang dimasak ketupat dan lauk pauknya, kemudian dimakan bersama-bersama setelah solat hajat dan berdoa. Jadi selain memohon perlindungan kepada Allah, tradisi ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan silaturahmi warga,” kata dia.
Djaelani berharap tradisi Sidekah Kupat Rebo Kasan dapat tetap terjaga dan dilestarikan oleh generasi penerusnya mendatang. “Hampir di semua wilayah Sunda di Kabupaten Bekasi masih ada (tradisi Sidekah Kupat Rebo Kasan), mulai dari Pebayuran, Serang Baru, Cibarusah hingga Setu,” kata dia. (BC)