BERITACIKARANG.COM, SETU – Pemukiman warga dan ruas jalan di Griya Setu Permai, Desa Ciledug, Kecamatan Setu dilanda banjir.
Banjir setinggi paha orang dewasa ini diduga kiriman dari Bogor yang merupakan luapan dari Kali Sadang pasca hujan deras yang terjadi sejak Kamis (06/10) sore.
“Kami kewalahan setiap hujan lebat pasti banjir. Hujan kemarin kan dari sore, nah banjir mulai masuk kerumah itu sekitar jam 12 malam, ketinggian air kira-kira setinggi setengah meter disini,” tuturnya Sriyono (38) warga Griya Setu Permai.
Sriyono mengungkapkan hampir setiap tahun warga di lingkungan tempat tinggalnya mengalami kondisi yang serupa, yakni didatangi banjir kiriman.
“Dari tahun 2019, sampe saat ini di tahun 2022 selalu dilanda banjir, bahkan lebih parah nya di tahun 2021 sampe 3 kali dilanda banjir dengan ketinggian air sampe seleher, pokoknya tahun itu kejadian yang paling parah” ungkapnya
Dia berharap Pemerintah Daerah maupun pihak terkait segera melakukan penanganan agar warga tidak terkena banjir lagi.
“Dulu ini katanya mau di buat pintu air (di aliran Kali Sadang-red) tapi belum direalisasikan. Sekarang memang sudah di buat tanggul tinggi, ya sebelahnya harusnya di tanggul juga di benahi agar warga tidak terkena banjir setiap tahunnya” tandasnya.
Anggota BPBD Kabupaten Bekasi, Irwan menjelaskan banjir yang merambah permukiman warga disebabkan karena banjir kiriman akibat meningkatnya volume debit air Sungai Cileungsi.
“Perumahan Griya Setu Permai ini kan dilewati Kali Sadang yang alirannya berasal dari Sungai Cileungsi, jadi ini banjir kiriman,” ucap Irwan.
Ia menjelaskan Kali Sadang meluap ke permukiman warga sejak dini hari tadi. Ketinggian banjir di siang hari bahkan mencapai 90 centimeter. Hal tersebut menyebabkan sejumlah masyarakat terpaksa melakukan evakuasi secara mandiri.
“Banjirnya lumayan lama, dari tadi malam sampai siang. Kebanyakan warga evakuasi mandiri karena masih bisa jalan kaki. Cuma ada lima orang yang dievakuasi menggunakan perahu karet yang kami siapkan,” tuturnya.
Ia bersyukur meski hujan lebat mengguyur kawasan tersebut pada siang hari, namun kini ketinggian air telah berangsur surut dan bisa dilewati kendaraan bermotor.
“Meski hujan lebat tadi siang, di sini enggak akan kenapa-kenapa kalau Sungai Cileungsi-nya masih normal. Sekarang sudah surut jadi 10-20 centimeter lah,” katanya.
Namun demikian, ia mengimbau kepada warga untuk tetap bersiaga dan memantau perkembangan intensitas hujan di wilayah hulu sehingga bisa mempersiapkan diri sebelum banjir merambah permukiman.
“Mudah-mudahan di hulu enggak hujan lagi. Kami masih menunggu kabar. Kalau memang masih hujan, kemungkinan besar air naik lagi di malam hari,” ungkap Irwan. (dim)