Dinas Lingkungan Hidup Kewalahan Ungkap Pelaku Pencemaran Kali Cilemahabang

Pencemaran di aliran Kali Cilemahabang kembali menjadi sorotan setelah fenomena busa putih memenuhi aliran sungai pada tanggal 01 Juli 2025 lalu. Kejadian tersebut diduga berasal dari limbah industri yang mencemari sungai hingga viral di media sosial.
Pencemaran di aliran Kali Cilemahabang kembali menjadi sorotan setelah fenomena busa putih memenuhi aliran sungai pada tanggal 01 Juli 2025 lalu. Kejadian tersebut diduga berasal dari limbah industri yang mencemari sungai hingga viral di media sosial.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi kewalahan untuk mengungkap pelaku pencemaran Kali Cilemahabang. Banyaknya pemukiman hingga pelaku industri yang menguasai bantaran sungai diduga menjadi salah satu penyebab pencemaran di aliran sungai ini terus terjadi selama bertahun-tahun.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Doni Sirait, mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk menentukan siapa saja yang bertanggung jawab atas pencemaran tersebut. “Karena aktivitas manusia sangat banyak di sini, mulai dari kawasan, rumah sakit, industri kecil, UMKM, hingga masyarakat umum. Kami sedang mengidentifikasi siapa pelakunya,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Menurut Doni, pencemaran Kali Cilemahabang tidak hanya berasal dari satu pihak saja, melainkan beragam sumber yang terus berubah. “Pelaku pencemaran tidak selalu sama. Yang kemarin mungkin berbeda dengan yang sekarang. Kami sudah menurunkan tim untuk melakukan identifikasi lebih lanjut,” tambahnya.

BACA: Hasil Uji Lab, Air Sungai Cilemahabang Positif Tercemar Limbah

Dalam hasil identifikasi sementara, DLH menemukan sejumlah pelaku industri yang membuang limbah langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan atau melampaui baku mutu yang ditetapkan. Beberapa pelaku telah dijatuhi sanksi berupa denda karena tidak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang wajib dimiliki. Ada juga pelaku yang memiliki IPAL namun tidak mengoperasikannya.

“Kami sudah memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar. Kami yakin pelaku usaha yang telah dijatuhi sanksi telah memperbaiki dan mematuhi peraturan yang berlaku,” jelas Doni.

Meski demikian, proses identifikasi terhadap pelaku pencemaran Kali Cilemahabang masih terus berjalan. Doni menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat menyelesaikan semua kasus sekaligus karena banyaknya objek yang harus diperiksa. “Ini bertahap, tidak bisa selesai dalam satu waktu. Kami terus awasi agar semua pelaku taat pada aturan,” katanya.

Untuk diketahui, pencemaran Kali Cilemahabang kembali menjadi sorotan setelah fenomena busa putih memenuhi aliran sungai pada tanggal 01 Juli 2025 lalu. Kejadian tersebut diduga berasal dari limbah industri yang mencemari sungai hingga viral di media sosial.

Seorang warganet dengan akun TikTok @mahesaalbantani mengunggah video yang memperlihatkan kondisi sungai tersebut. Dalam unggahannya, ia menantang Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan besar yang diduga membuang limbah B3 ke sungai. “Kang Dedi, berani tidak kalau sama perusahaan besar buang limbah B3 di sungai? Kang Dedi kalau nggak berani, selama ini ya cuma konten,” ungkapnya dalam video yang dikutip pada Kamis (10/07).

Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi menyampaikan apresiasinya atas kepedulian masyarakat terhadap isu lingkungan di Jawa Barat. Ia memastikan bahwa pihaknya telah memulai langkah investigasi terkait pencemaran Sungai Cilemahabang. “Postingannya sudah kami tindak lanjuti dan kami telusuri. Tidak usah khawatir, saya pasti memberi tindakan pada siapa pun, mau besar mau kecil, apabila melakukan pelanggaran lingkungan,” ujar Dedi Mulyadi.

Dedi juga menegaskan bahwa sekecil apa pun pelanggaran lingkungan akan ditindak tegas demi menjaga ekosistem sungai dan keberlangsungan hidup masyarakat sekitar. “Terima kasih atas kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan di Jawa Barat. Masukan ini tentu menjadi dorongan bagi kami untuk segera menyelesaikan masalah-masalah terkait lingkungan,” tambahnya.

Sementara itu Irfan Sanusi (32), warga Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, menyebutkan bahwa pencemaran semacam ini sudah sering terjadi. “Sekitar jam 08.00 WIB pagi busanya banyak sekali. Ikan-ikan juga terlihat mabuk, mungkin karena pengaruh limbah,” ungkapnya.

Irfan berharap pihak terkait segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi pencemaran ini. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan sungai karena Kali Cilemahabang merupakan sumber irigasi bagi lahan pertanian di beberapa desa, termasuk Kecamatan Karangbahagia dan Sukatani. “Air sungai ini sangat berguna untuk sawah. Kalau tercemar begini, petani bisa rugi besar,” tegasnya. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait