Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi Bakal Adopsi Program Bangka Belitung

Stand Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi di Pekan Raya Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.
Stand Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi di Pekan Raya Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) berencana mengadopsi program-program yang di dapatkan selama melakukan kunjungan kerja ke daerah yang mempunyai sentra koperasi dan ukm yang maju.

BACA : Pemasaran Produk, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bekasi Terkendala Gedung Pameran

Bacaan Lainnya

Hal tersebut di sampaikan Kepala Bidang Koperasi, Paisol Panani bahwa tiap daerah yang di kunjungi memiliki potensi yang berbeda beda dalam pengembangan produk koperasi dan ukm. Seperti halnya dalam kunjungan Propinsi Bangka Belitung pada beberapa waktu lalu, disana bisa dikatakan membanggakan predikatnya karena memiliki gedung galeri khusus untuk memperkenalkan hasil produksi kerajinan tangan daerah tersebut.

“Waktu kunjungan ke Propinsi Babel yang kita lihat adalah adanya gedung galeri khusus yang di bangun Pemerintah setempat sebagai tempat untuk memperkenalkan hasil kerajinan tangan daerah,” kata Paisol Panani.

Di sana, kata dia, pengelolaan galeri dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja meskipun cuma beda nomenklatur saja dengan Kabupaten Bekasi, tetapi pola pengelolaannya dipegang oleh satu bidang seperti ukm, koperasi, pembiayaan sebagai indetitasnya berbeda dengan yang ada di Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bekasi yang masing masing.

BACA : Komisi II Desak Pemkab Bekasi Sediakan Tempat Bagi UMKM

Selama kunjungan disana, kata Paisol, kemajuan pelaku usaha yang tergabung dalam UKM seperti kerajinan pembuatan batik berjalan dengan baik. sementara, pelaku usaha yang bergerak di pengelolaan hasil laut perikanan terkendala dengan modal dalam menembus pasar ke luar daerah yang pada akhirnya bergantung kepada pemodal besar untuk membiayai nelayan dalam menangkap ikan.

“Koperasi di sana kalah dengan pemodal besar yang dengan jor-joran berani membiayai para nelayan dalam menangkap ikan sehingga hasil tangkapannya dijual ke pemodal,” ungkapnya.

Harga jual hasil tangkapan, tambah Paisol, otomatis menjadi mahal dijual di masyarakat sehingga menyebabkan menjadi tantangan terberat bagi kinerja koperasi disana dalam membiayai pelaku UKM. (BC)

Pos terkait