BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi mendesak agar Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum segera menormalisasi dan memperbaiki tanggul sungai Citarum yang kondisinya kritis. Upaya ini perlu dilakukan sebagai salah satu upaya penanggulangan banjir secara komprehensif di Kabupaten Bekasi.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Uriyan Riana mengatakan banjir di Kabupaten Bekasi banyak faktor yang menyebabkannya, seperti resapan air yang beralih fungsi jadi pemukiman dan kawasan industri serta kondisi sungai yang mengalami pendangkalan dengan tanggul-tanggulnya yang sebagian sudah tidak berfungsi menahan luapan debit air.
“Bahkan tanggul Sungai Citarum di sejumlah titik di wilayah Kecamatan Muaragembong jebol pada musim hujan di awal bulan Januari tahun 2020 lalu dan penyelesaian penanggulangan banjir dengan normalisasi kali dan perbaikan tanggul adalah tanggung jawab pemerintah,” kata Uriyan Riana, Selasa (21/01).
Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, sambungnya, telah menyampaikan desakan ini ke BBWS CItarum saat melakukan kunjungan kerja pada Senin 20 Januari 2020 kemarin dan meminta agar BBWS Citarum menambah anggaran serta melakukan recovery Sungai Citarum secara pararel, bukan hanya di hulu, tetapi juga dihilir, tepatnya di Kecamatan Muaragembong.
“Karena banjir di Kabupaten Bekasi salah satu penyebabnya adalah aliran sungai di muara yang terhambat oleh debit sungai Citarum yang meluap dan kali-kali yang lainnya,” kata dia.
Dia berharap upaya yang telah dilakukan Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi dapat mengurai permasalahan banjir yang terus menerus terjadi saat musim penghujan tiba di Kabupaten Bekasi. “Apabila BBWS Citarum tidak mampu mengurus sungai yang melintas di Kabupaten Bekasi maka serahkan saja kewenangan tersebut pada pemerintah Kabupaten Bekasi,” kata dia.
Sebelumnya, Masyarakat di dua desa di Kecamatan Muaragembong, yakni Desa Pantai Bahagia dan Pantai Mekar dihantui rasa ketakutan. Pasalnya, kondisi tanggul sungai Citarum yang berada di Dusun III, Kp. Gobah, Desa Pantai Bahagia kritis dan berpotensi jebol.
Sekertaris Desa Pantai Bahagia Ahmad Qurtubi, mengatakan pihaknya sudah melaporkan kondisi tanggul itu kepada Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi dengan harapan agar dicarikan solusi mengingat keberadaan tanggul sudah sangat mengkhawatirkan.
“Kami sudah laporkan kritisnya tanggul ini dan saat ini kami sedang menunggu tindaklanjutnya,” kata Ahmad Qurtubi, Rabu (08/01).
Menurutnya, kekhwatiran disebabkan tanggul tersebut belum tersentuh tiang pancang atau paku bumi yang seharusnya dipasang sebagai penahan air saat musim banjir dari BBWS Citarum sehingga rentan sekali jebol saat volume air tinggi seperti saat ini.
“Tanggul yang retak belum dilakukan pemasangan paku bumi makanya sangat rentan sekali jebol,” ungkapnya.
Menurutnya,masyarakat meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi bisa memberikan untuk solusi sementara yaitu membuat penahan tanggul dengan bambu dan karung. Sedangkan untuk solusi jangka panjangnya bisa segera dilakukan pemasangan tanggul penahan tanah yang terbuat dari paku bumi oleh BBWSC agar keberadaan tanggul tidak menghantui masyarakat disetiap musim banjir setiap tahunnya.
“Warga sangat khawatir bisa terputusnya akses jalan karena sudah masuk musim hujan. Karena kalau hujan terus, tentunya bisa meningkatkan volume air di Sungai Citarum,” kata dia.
Qurtubi menambahkan banjir akibat jebolnya tanggul Citarum pada tahun lalu telah menghancurkan 14 rumah milik warga. Dan yang membuat masyarakat khawatir saat ini, debit air kali ini lebih besar dari tahun sebelumnya sehingga apabila jebol berpotensi menenggelamkan dua desa tersebut. “Sampai saat ini belum ada yang mengungsi warga masih bertahan di rumahnya masing-masing,” kata dia.
Sementara itu Camat Muaragembong, Lukman Hakim mengatakan Satgas BBWSC sudah datang ke lokasi untuk survey dan inventarisasi awal kondisi dua tanggul Sungai Citarum yang kondisinya cukup memprihatinkan di Kp. Gobah, Desa Pantai Bahagia dan di Kp. Byombong, Desa Pantai Mekar.
“Tanggul itu tidak kuat menahan debit air yang tinggi sejak hujan awal tahun kemarin,” ungkapnya, Jum’at (10/01).
Kendati demikian, pihaknya mengaku tengah melakukan upaya perbaikan tanggul sementara dengan menguatkan pondasi tanggul yang berada di Kp. Byombong, Desa Pantai Mekar menggunakan bambu dan karung secara swadaya.
“Sedang dan masih berlangsung saat ini perbaikan tanggul dibantu Kades setempat dan warga melalui bantuan material dari BPBD yang datang pagi tadi,” katanya.
Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Bekasi, Adeng Hudaya mengatakan pihaknya telah mendistribusikan material berupa bambu sebanyak 600 batang serta 1.000 karung untuk perbaikan sementara tanggul tersebut.
“Di lapangan sedang dikerjakan saat ini, memakai alat berat yang disewa aparatur pemerintah desa setempat untuk pengurukan tanah serta peninggian tanggul,” kata Adeng. (BC)