BERITACIKARANG.COM, CIKARANG TIMUR – Camat Cibitung, Hasan Basri mengaku sudah mengetahui informasi terkait kondisi Jl. Raya CBL yang nyaris ambrol di Kp. Sasak Bakar, RT 02/02 Desa Kertamukti Kecamatan Cibitung sejak beberapa waktu lalu.
Bahkan, ia juga sudah melaporkan dan mengajukan penanganan mengenai hal tersebut sebanyak dua kali ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bekasi.
BACA: Turap Sasak Bakar Jebol, Jalan Raya CBL Nyaris Ambrol
“Sudah, sudah dilaporkan dan sudah saya ajukan juga dua kali. Tapi memang belum ditangani,” kata Hasan Basri saat ditemui usai menghadiri peresmian Kotal Literasi Warga Cerdas (Kolecer) di Taman Sehati, Komplek Stadion Wibawa Mukti Kelurahan Sertajaya Kecamatan Cikarang Timur, Jum’at (25/01).
Kondisi tersebut, sambungnya terjadi sejak tahun 2018 lalu. Namun ia membantah separuh badan jalan yang nyaris amblas itu disebabkan karena turap yang menjadi penahan tanah dan badan jalan jebol. “Nggak ada turap, cuma jalannya aja yang amblas,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, turap Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) di Kp. Sasak Bakar RT 02/02 Desa Kertamukti Kecamatan Cibitung jebol beberapa waktu silam. Kondisi ini membuat Jl. Raya Kali CBL hampir ambrol separuh badan jalan.
Salah seorang warga setempat, Wahyudi menuturkan kondisi ini terjadi sudah lama. Namun belum ada perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah. “Udah lama, ada satu tahunan mah. Kalo yang datang dan moto-moto doang sih udah banyak, tetapi sampai memang sekarang belum ada yang memperbaiki,” ungkapnya, Kamis (24/01).
Menurutnya, selain karena kondisi tanah labil dan terus menerus tergerus air sungai, turap tersebut juga bisa jebol karena banyaknya kendaraaan bertonase besar yang melintas di ruas jalan Raya Kali CBL.
“Kayaknya karena tanahnya labil dan terus-terusan tergerus air kali jadilah jebol. Apalagi banyak juga mobil-mobil proyek perumahan yang lewat sini,” kata dia.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, warga pun menutup separuh badan Jl. Raya Kali CBL yang hampir ambrol menggunakan drum dan potongan bambu sepanjang kurang lebih 20 meter.
Hal itu bertujuan agar badan jalan yang terdampak dari jebolnya tanggul dihindari pengguna jalan. “Sekarang kalau mobil besar udah nggak bisa lewat sini. Yang bisa melintas cuma motor sama mobil-mobil kecil aja, itu juga setelah bahu jalan yang disebelahnya diurug menggunakan tanah,” kata dia.
Warga berharap ada langkap nyata yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan itu sebelum kondisinya bertambah parah dan menimbulkan korban. “Ya harus segera diantisipasi, jangan sampai nunggu ambrol dan ada korban dulu baru diperbaiki. Apalagi sekarang musim hujan, bisa lebih parah kondisinya,” kata dia.
Setelah memeproleh informasi tersebut, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bekasi, Iman Nugraha mengatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti dengan menghubungi Bidang Jalan dan Jembatan. “Nanti disurvei sama bidang, mudah-mudahan (perbaikan-red) masuk tahun ini,” kata dia. (BC)