BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Direktorat Penyedia dan Penyaluran Wilayah II menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) bagi para penjamah makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Kabupaten Bekasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Nurjaeni, menyampaikan bahwa bimtek ini merupakan bagian dari implementasi Rencana Kerja BGN Tahun 2025. Kegiatan yang diikuti oleh 800 peserta ini melibatkan penjamah makanan dari berbagai SPPG di Kabupaten Bekasi.
“Melalui bimtek ini, kami ingin memastikan bahwa setiap penjamah makanan memiliki kompetensi yang memadai dalam seluruh proses penyediaan makanan bergizi, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi kepada penerima manfaat,” kata dia, Senin (20/10).
Bimtek ini berfokus pada pendalaman standar higienitas, keamanan pangan, dan tata kelola penyediaan MBG. Para peserta mendapatkan materi dari berbagai narasumber ahli, termasuk Oktanella Rembulan Sari, S.Si., Apt. dan Firmansyah, S.Farm., Apt., PFM dari BPOM; Emi Kuntari, S.KM dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi; serta sejumlah pakar lainnya dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi.
Nurjaeni juga menegaskan bahwa peran penjamah makanan adalah tugas sosial dan ibadah dalam menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak Indonesia menuju Generasi Emas 2045. “Melalui dapur-dapur SPPG ini, kita menyiapkan generasi cerdas, sehat, dan berdaya saing,” ujarnya.
Diketahui, BGN menggelar bimtek serentak di 34 kabupaten/kota yang tersebar di enam provinsi dengan melibatkan sekitar 30.000 penjamah makanan. Dalam arahannya, Direktur BGN menekankan sepuluh langkah strategis untuk meningkatkan layanan MBG. Langkah-langkah tersebut meliputi penempatan 5.000 chef profesional dari Indonesian Chef Association (ICA) di SPPG baru, pelaksanaan rapid test food oleh BPOM, penerapan wajib Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), serta pemanfaatan platform LMS Plataran Sehat Kementerian Kesehatan untuk pembelajaran daring.
Selain itu, langkah-langkah lain yang diterapkan mencakup penggunaan air bersih berstandar kesehatan, sterilisasi alat makan dengan air panas bersuhu 80 derajat Celsius, penambahan tenaga ahli gizi untuk pendampingan optimal, sertifikasi halal, pemasangan CCTV di dapur SPPG untuk transparansi, kepatuhan terhadap Standard Operating Procedure (SOP), serta penguatan edukasi dan monitoring berkelanjutan.
Dengan pelaksanaan bimtek serentak ini, BGN berharap dapat membentuk jaringan penjamah makanan yang kompeten, beretika, dan berdedikasi tinggi dalam memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan makanan yang layak, sehat, dan bergizi seimbang. (DIM)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
















