BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Belasan rumah dan kontrakan di Kampung Cicadas RT 06 RW 03, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan mengalami kerusakan akibat dampak dari tanah amblas. Kondisi itu terjadi diakibatkan curah hujan tinggi yang terjadi beberapa waktu terkahir ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Henri Lincoln menjelaskan sedikitnya ada 17 rumah maupun kontrakan mengalami kerusakan. Personil BPBD juga langsung dikerahkan ke lokasi untuk proses evakuasi dan pemberian bantuan.
“Alhamdulillah, dari laporan di lapangan tidak ada korban jiwa. Hanya memang kondisi kerusakan rumah cukup parah,” kata Henri, pada Minggu (18/04).
Belasan rumah yang rusak itu berada persis dibatas antara pemukiman warga dan kawasan EJIP. Kerusakan yang dialami bervariasi, sebanyak dua bangunan rumah dan kontrakan rusak cukup parah, serta bangunan lainnya hanya mengalami keretakan pada bagian dinding dan lantai.
“Penyebabnya akibat tanah longsor atau ambles. Membuat rumah-rumah dan kontrakan dibawahnya terdampak kerusakan,” imbuh dia.
Warga setempat, Mista, amblasnya tanah sudah mulai terjadi sejak awal masuknya bulan suci Ramadan usai curah hujan tinggi yang terjadi sepekan terakhir ini.
“Itu awalnya pas masuk bulan puasa, hujan kan deras terus, tanah mulai retak tapi warga langsung memperbaiki dengan membuat penahan dari bambu, dan semen. Cuma ya pas kemarin itu hujan deras lagi, langsung aja parah seperti sekarang” ujar Mista.
Ia juga mengatakan, bahwa sebanyak 17 Kepala Keluarga yang terdampak amblasnya tanah tersebut sebagian mengungsi ke rumah keluarga mereka dan telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi.
“Sudah tadi ada bantuan datang, untuk 17 KK yang rumahnya rusak” jelasnya
Aan, salah satu pemilik bangunan kontrakan yang mengalami kerusakan paling parah, mengaku kerugian yang dialaminya ditaksir hingga ratusan juta rupiah akibat peristiwa amblasnya tanah diatas bangunan miliknya. Kini kondisi kontrakannya hampir rata dengan tanah.
“Kalau Korban, Alhamdulilah tidak ada. Tapi kalau kerugian ya dari awal retak-retak saja sudah berapa buat bikin penahan, sekarang ya seperti ini ambruk” ungkapnya.
Warga juga saat ini masih khawatir tanah amblas akan semakin parah jika tidak segera mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat, pasalnya BMKG sendiri memprediksi intensitas curah hujan masih tinggi hingga akhir Mei 2021.
“Harus ada langkah-langkah pemerintah juga, dicarikan solusi dan dilakukan perbaikan,” tandasnya. (BEN)