Bantah Tudingan PTMSI, Disbudpora Kabupaten Bekasi Belum Bentuk PPOPD

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Bekasi membantah tudingan yang menyebut bahwa dalam proses seleksi atlet untuk program Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar Daerah (PPOPD), Disbudpora berjalan sendiri tanpa adanya kordinasi dengan Pengcab.

Kepala Bidang Olahraga pada Disbudpora Kabupaten Bekasi, Hasan Ashari mengatakan hingga saat ini program tersebut belum terbentuk.

Bacaan Lainnya

“PPOPD belum terbentuk. Ini kita sedang kordinasi ke Kemenpora salah satunya untuk (membahasa-red) pembentukan PPOPD atau PPLP,” kata Hasan Ashari, Jum’at (26/01).

Dalam pelaksananannya, kata dia, program tersebut tentunya akan melibatkan sejumlah SKPD yang ada lingkungan Pemkab Bekasi. “Karena tidak hanya organisasinya (yang dibentuk-red) tapi termasuk sarana prasarana untuk PPOPD baik wisma atlit ataupun sarana olah raga dan pendidikan atlit yang nanti dibina di PPOPD,” kata dia.

Selain itu, pihaknya pun akan melibatkan stakeholder terkait lainnya seperti IGORA (Ikatan Guru Olahraga) dan sejumlah Pengurus Cabang (Pengcab) Olahraga yang ada di Kabupaten Bekasi.

“Ya IGORA dilibatkan. Siswa yang terlibat di PPOPD juga kita akan kordinasi, komunikasi dengan Disdik. Sementara untuk Pengcab KONI kita akan koordinasi dan komunikasi  apabila atlit tersebut sudah benar-benar berprestasi. Kan KONI itu sifatnya pembinaan bagi atlit yang sudah berprestasi sementara PPOPD itu pendidikan dan latihan untuk menuju atlit berprestasi,” ungkapnya.

Adapun Cabang Olahraga (Cabor) yang akan dilibatkan dalam PPOPD, rencananya terdiri dari 15 Cabor yang diunggulkan untuk meraih medali baik di ajang Porda, PON ataupun Asean Games.

“Untuk anggaran, kita belum tahu nih karena baru mau pembentukan,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Persatuan Tenis Meja Indonesia (PTMSI) Kabupaten menyesalkan adanya program Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar Daerah (PPOPD) pada Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) kabupaten Bekasi tahun ini. Pasalnya dalam program tersebut, Disbudpora merekrut atlet binaan tanpa melibatkan atau berkordinasi dengan pengcab PTMSI. Program baru itu dinilai jalan sendiri dalam seleksi atlet tanpa berkordinasi dengan pengcab yang notabene lebih kompeten membina atlet.

“Kami melihat program PPOPD bentukan Disbudpora ada syarat kepentingan karena tidak pernah melibatkan pengcab PTMSI,” kata Ketua PTMSI Kabupten Bekasi, Evan Prabowo.

Seharusnya, kata Evan, Dalam merekrut seleksi atlet dilevel pelajar melibatkan pengcab. Atlet yang sudah diseleksi Disbudpora untuk ikut program PPOPD diketahui tingkat SD 5 orang putra dan putri, SMP 5 orang putra dan putri, dan SMA 5 orang putra dan putri. Padahal, beberapa waktu lalu pihak PTMSI sudah rampung melakukan seleksi atlet untuk perhelatan Pekan Olahraga Daerah (Porda) nanti di Bogor.

“Pengcab PTMSI sudah selesai seleksi atlet-atlet yang akan turun di Porda beberapa waktu. Dan kami paham mana atlet yang berbakat dan berpotensi dengan yang tidak. Karena atlet yang ikut seleksi kebetulan banyak usia pelajar,” ungkapnya.

Masih diungkapkan Evan, dalam menseleksi atlet pelajar yang dilakukan pihak penyelenggara PPOPD apakah sudah tepat sasarannya dalam mencari atlet binaan yang berbakat. Karena proses seleksi itu tidak boleh asal.

“Tim seleksinya siapa? Indikator penilaian rektrumennya seperti apa? Dan kompetensi wasitnya bagaimana? Hal ini harus jelas tidak asal melakukan pembentukan seleksi atlet,” sesalnya.

Ia mengkhawatirkan, seleksi program dari Disbudpora bisa dijadikan ajang titipan bagi yang berkepentingan. “Saya khawatir atlet yang direkrut hanya titipan saja. Padahal di klub-klub tenis meja kabupaten bekasi banyak atlet pelajar yang berpotensi,” tegasnya.

Informasinya, dia juga mempersoalkan tempat pelatihan PPOPD binaan atlet pelajar yang diadakan di Ragunan Jakarta yang statusnya menumpang. Untuk tenis meja banyak klub-klub di luar yang menciptakan atlet level nasional misalkan Kediri, di jakarta ada PTM Bromo, dan masih banyak lagi klub lain yang diakui PTMSI pusat.

“Kami khawatir program PPOPD tidak efektif jika Disbudpora tidak berkomunikasi dengan pengcab,” tandasnya.

Perlu diketahui, anggaran untuk PPOPD pada Disbudpora cukup fantastis mencapai Rp 20 miliar di tahun ini. Hanya ada 5 cabang olahraga se kabupaten Bekasi yang menjadi binaan diantara, Tenis meja, sepakbola, sepaktakraw, bola volly dan basket. (BC)

Pos terkait