BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG – Banjir rob kembali menerjang ratusan rumah warga di Kecamatan Muaragembong. Bahkan, di beberapa titik, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Akibatnya aktivitas warga terganggu.
Dalih (37) warga Kp. Muarajaya, Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, mengatakan, banjir telah merendam rumahnya sejak Kamis 2 Desember 2021 lalu. Namun, hingga kini banjir tak kunjung surut. Dalih pun mengaku kesulitan untuk tidur karena khawatir banjir makin tinggi.
“Ya Allah, bang banjir dari Kamis ora surut, entar surut entar tinggi. Kemaren tinggi banget pas hari Sabtu sampe sepaha bang. Untung barang-barang udah saya naekin. Ini mau tidur ge susah banget. Mana anak rewel. Tolongin apa bang biar dibenerin, bupati kita ora ada pisan ini,” ucapnya, Senin (06/12).
Bersama suami dan anak-anaknya, Dalih hanya bisa bertahan di rumahnya yang terendam itu. Anak-anaknya yang masih balita kerap menangis karena tidak nyaman dengan kondisi rumah yang terendam.
Sedangkan sang suami tidak bisa bekerja karena akses jalan terputus. Di sisi lain, sang suami memilih di rumah karena khawatir air makin tinggi. “Kalau air tinggi gimana. Kalau mau ngungsi juga ngungsi ke mana, orang semua banjir. Belum lagi kalau rumah ditinggalin kagak aman, suka ada aja yang ilang pas lagi banjir gini. Serba salah,” ucap dia.
Kp. Muarajaya menjadi salah satu daerah yang kerap dilanda banjir rob paling parah. Soalnya, kampung ini menjadi daratan paling utara di antaranya batas pantai lainnya. Lokasinya pun paling dekat dengan Jakarta Utara.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ketinggian banjir rob di Muarajaya bervariasi, mulai dari di atas mata kaki hingga selutut orang dewasa. Menurut sejumlah warga, banjir mulai terjadi sejak pekan lalu. Ketika itu angin bertiup lebih kencang dari biasanya hingga membuat air laut menggenangi rumah warga.
“Jadi banjir tahunan, apalagi sekarang lagi angin barat, air naiknya pagi. Kalau angin timur ini robnya bisa malem. Begini aja terus, kagak ada surutnya,” ucap Rahim (47), warga lainnya.
Sejak banjir menerjang, Rahim yang merupakan nelayan tidak bisa melaut. “Ya mau melaut bagaimana lagi rob gini. Ya tolonglah ini orang-orang pintar di atas, tolongin begimana biar enggak rob terus gini,” ucap dia. (BC)