BERITACIKARANG.COM, CIKARANG SELATAN – Kegiatan paparan inovasi oleh 4 orang Kepala Desa dan Lurah berprestasi tingkat nasional sebagai rangkaian acara Jambore Desa (Jade) 2017 yang dilaksanakan di Lapangan Jabebaka II, Desa Pasir Sari, Kecamatan Cikarang Selatan sepertinya tidak menarik minat masyarakat, Senin (11/12). Itu terbukti dalam kegiatan tersebut warga yang hadir tidak seantusias kegiatan sebelumnya, yakni pada saat pembukaan dan pawai defile.
BACA : Buka Jambore Desa 2017, Deddy Mizwar : Desa Harus Jadi Ujung Tombak Pembangunan
Bahkan acara yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat itu ditinggalkan para Kepala Desa sebelum acara usai. Akibatnya, kegiatan pun tampak sepi. Padahal acara tersebut masih memiliki rangkaian kegiatan lainnya, yakni dialog spesial bersama Gubernur Jawa Barat, Dirjen Bina Pemdes Kemendagri, Dirjen PPMD Kemendesa PDTT RI serta Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Desa dan Kawasan Kemenko PMK RI.
BACA : Besok, Jambore Desa se-Jawa Barat Digelar di Kabupaten Bekasi
Berdasarkan pantauan, banyak diantara kursi yang disediakan panitia kosong. Dari ribuan kursi yang disediakan panitia, diperkirakan yang diisi hanya sekitar 30-40 persennya. Selain ada yang pulang ke penginapan, ada juga peserta yang melakukan pijat refleksi menggunakan tanduk di sekitar lokasi acara.
“Badan pada pegel euy, baru nyampe tadi pagi. Abis ini baru nyusul (temen-red) ke hotel,” kata salah seorang Kepala Desa asal Kabupaten Garut saat ditemui ketika tengah melakukan pijat refleksi tanduk.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan yang batal membuka acara Jade 2017 dan baru tiba di lokasi sekitar pukul 12.30 WIB mengatakan sepinya peserta kemungkinan disebabkan karena padatnya acara yang disusun oleh panitia.
“Biasalah, acaranya terlalu panjang. Bayangkan pembukaan, paparan desa-desa, kemudian seminar atau talkshow itu disatukan. Padahal tadi (saat pembukaan-red) itu penuh. Barusan aja kosong,” kata Ahmad Heryawan.
Ia pun menegaskan bahwa persoalan ini perlu dievaluasi. Apalagi, Kepala Desa, Lurah dan Tenaga Pebdamping Desa merupakan objek utama dalam kegiatan ini sehingga sangat disayangkan apabila mereka tidak mengikuti rangkaian acara hingga selesai.
“Tetapi kita juga harus hormati keterbatasan konsentrasi orang dewasa yang hanya 45 menit. Kita tuh biasanya (kalau membuat acara-red) pembukaannya 2 jam, padahal seharusnya cepat, dialog banyak, foto-fotonya juga banyak. Maklum zaman now, katanya begitu,” ucapnya. (BC)