BERITACIKARANG.COM, SETU – Sebanyak 86,4 ton bawang bombai impor asal Belanda dimusnahkan oleh Badan Karantina Indonesia (Barantin) setelah ditemukan tercemar parasit cacing gelang (nematoda) jenis aphelenchoides fragariae. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar menggunakan mesin insinerator di Balai Uji Terap, Teknik dan Metode Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, pada Jumat (20/02).
Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, menjelaskan bahwa bawang bombai tersebut masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada 5 Februari 2025. Setelah dilakukan pengujian laboratorium, ditemukan cemaran organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
BACA: Lengkuas Minyak Muktijaya Setu Didorong Jadi Komoditi Ekspor
“OPTK jenis aphelenchoides fragariae ini menyerang daun, akar, dan umbi. Jika tidak segera dimusnahkan, parasit ini dapat menginfeksi tumbuhan lain dan menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia,” ujar Sahat.
Setelah hasil uji laboratorium memastikan adanya cemaran, Barantin menerbitkan surat penolakan barang masuk. Importir kemudian memilih langkah pemusnahan dibandingkan mengembalikan komoditas tersebut ke negara asal.
“Pemusnahan ini merupakan bagian dari sistem karantina untuk mencegah risiko masuk dan tersebarnya hama penyakit ke Indonesia. Kami tidak ingin barang-barang yang tidak aman dikonsumsi atau berbahaya bagi lingkungan masuk ke tanah air,” tegas Sahat.
Sistem Karantina Berlapis
Sahat menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sistem karantina berlapis untuk memastikan keamanan setiap komoditas yang masuk. Sistem ini terdiri dari pre-border, yaitu pemeriksaan di negara asal; at-border, yaitu pemeriksaan di pelabuhan atau bandara; serta post-border, yaitu monitoring setelah barang masuk ke wilayah Indonesia.
Meski ditemukan kasus bawang bombai tercemar, Sahat mengimbau masyarakat agar tidak panik. “Kami pastikan seluruh produk pertanian impor yang beredar di pasar telah melalui karantina dan aman dari segala potensi penyakit,” tambahnya.
Dukungan DPR RI
Dalam proses pemusnahan tersebut, perwakilan Anggota Komisi IV DPR RI turut hadir dan memberikan dukungan terhadap langkah yang diambil pemerintah. Pimpinan Komisi IV DPR RI, Sturman Panjaitan, menyatakan apresiasinya terhadap Barantin sebagai garda terdepan dalam perlindungan sumber daya alam hayati.
“Kami mendukung penuh sistem biosekuriti yang diterapkan untuk memastikan keamanan pangan dan mendukung program swasembada pangan nasional,” ujar Sturman.
Sebagai informasi, data dari sistem Best Trust Barantin menunjukkan bahwa total impor bawang bombai Indonesia pada tahun 2024 mencapai 89.457 ton. Komoditas ini berasal dari Australia, Cina, Belanda, dan Selandia Baru. Sementara itu, pemasukan melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun yang sama tercatat sebanyak 14.763 ton dari Belanda dan Selandia Baru. Dengan adanya sistem pengawasan ketat ini, pemerintah berharap dapat terus menjaga kualitas dan keamanan produk pangan impor yang masuk ke Indonesia. (RIZ)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS