Warga Perumahan The Arthera Hill Desak Solusi Permanen Pasca Banjir dan Penangguhan Cicilan

Pasca banjir, warga perumahan The Arthera Hill di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi membersihkan perabotan rumah tangga yang terendam, Rabu (12/03).
Pasca banjir, warga perumahan The Arthera Hill di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi membersihkan perabotan rumah tangga yang terendam, Rabu (12/03).

BERITACIKARANG.COM, SERANG BARU – Warga Perumahan The Arthera Hill, khususnya di kawasan Arthera Hill 2, terus mendesak pihak developer untuk memberikan solusi permanen terkait permasalahan banjir yang kerap melanda wilayah mereka. Harapan ini disampaikan oleh Andri Julianto, Ketua Paguyuban The Arthera Hill yang mewakili suara warga, menyusul kejadian banjir yang berulang kali terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut Andri, warga tidak lagi menginginkan penanganan sementara yang hanya bersifat reaktif setiap kali banjir melanda. Sebaliknya, mereka berharap adanya langkah antisipasi jangka panjang yang dapat menyelesaikan masalah banjir secara menyeluruh. “Kami ingin ada solusi permanen agar tidak ada lagi banjir di masa depan. Penanganan sementara hanya menambah beban kami,” ujar Andri, Rabu (12/03).

Bacaan Lainnya

BACA: Cerita Dramatis Relawan Evakuasi Korban Terjebak Banjir di Perumahan The Arthera Hills Serang Baru

Saat ini, sebanyak 303 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Perumahan Arthera Residence harus menghadapi dampak berat dari bencana ini. Sebagian besar warga, sekitar 200 KK, bahkan terpaksa mengontrak rumah di tempat lain karena trauma dengan situasi banjir. Kondisi ini semakin memberatkan warga, mengingat mereka harus membayar biaya kontrakan sekaligus melanjutkan cicilan rumah yang masih berjalan. “Jika cicilan tidak dibayar, kami akan dikenakan bunga tambahan. Kami berharap developer dapat membantu meringankan beban ini dengan menanggung sementara kewajiban tersebut,” tambah Andri.

Sementara itu, Adi, Ketua RT 062/RW 06 Desa Jayasampurna, memberikan klarifikasi terkait pernyataan developer yang menyebut bahwa Perumahan The Arthera Hill tidak pernah banjir sejak dibangun tahun 2021. Menurut Adi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kawasan Arthera Hill 2 telah mengalami tiga kali banjir pada November 2024, yakni pada tanggal 19, 20, dan 28. Setelah itu, meski developer sempat meninggikan tanggul dan membangun pintu air waterpond, banjir kembali terjadi pada 28 Februari dan 4 Maret 2025.

Adi juga menyoroti kemungkinan adanya kesalahpahaman dalam pernyataan developer. “Mungkin yang dimaksud oleh developer adalah Arthera Hill 1 yang memang belum pernah kebanjiran. Namun, warga di sini berbicara soal Arthera Hill 2 yang faktanya sudah beberapa kali terdampak banjir,” jelasnya.

Sebelumnya, PT Prisma Inti Propertindo, pengembang Perumahan The  Arthera Hill di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, mengambil langkah proaktif dalam meningkatkan mitigasi bencana banjir setelah banjir besar yang melanda kawasan tersebut beberapa waktu lalu. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang.

Manajer Perizinan dan Sertifikasi PT. Prisma Inti Propertindo, Ratna Damayanti, menyampaikan bahwa perusahaan telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi, termasuk meninggikan tanggul di titik rawan banjir, memperkuat struktur tanggul sesuai rekomendasi teknis terbaru, membangun posko pemantauan banjir hingga menerapkan sistem peringatan dini bagi warga.

“Kami menyampaikan empati mendalam kepada seluruh warga yang terdampak banjir besar pekan lalu. Sebagai bentuk kepedulian, kami telah menurunkan tim untuk membantu warga serta berkoordinasi dengan pihak terkait guna mempercepat proses pemulihan,” ujar Ratna.

Ratna menjelaskan bahwa banjir besar tersebut tidak hanya berdampak pada kawasan perumahan mereka, tetapi juga melanda sedikitnya tujuh kecamatan dan 40 desa di Kabupaten Bekasi. Selain itu, wilayah di Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi juga turut terdampak. Secara keseluruhan, banjir ini merusak berbagai kompleks perumahan, kawasan permukiman, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.

The Arthera Hill sendiri sebelumnya tidak pernah mengalami banjir sejak mulai dibangun pada tahun 2021 hingga 2024, bahkan saat curah hujan tinggi. Kawasan ini dilengkapi dengan sistem drainase modern, waterpond untuk menampung air hujan, dan tanggul sebagai penahan luapan air sungai. Namun, derasnya debit air dari hulu pada pekan lalu melampaui kapasitas sistem yang ada.

“Ini adalah kejadian di luar prediksi kami. Namun, kami mengambil pelajaran penting dari peristiwa ini untuk terus meningkatkan upaya mitigasi bencana,” imbuh Ratna.

Saat ini, kondisi di The Arthera Hill berangsur pulih. Jalan utama dan area pemukiman telah dibersihkan, sementara warga yang terdampak mendapatkan bantuan berupa pembersihan rumah serta pengecatan ulang interior dan eksterior. Sebagai bagian dari langkah mitigasi jangka panjang, pengembang memastikan bahwa infrastruktur perumahan akan terus diperbaiki dan diperkuat.

Ratna juga menegaskan bahwa pihak pengembang telah memenuhi seluruh regulasi yang berlaku dalam pembangunan perumahan ini. “Kami telah mengantongi sedikitnya 13 dokumen izin yang diperlukan, termasuk Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR), Persetujuan Peil Banjir dari Dinas Sumber Daya Air, serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dari DPMPTSP,” jelasnya.

The Arthera Hill 2 merupakan proyek rumah subsidi pemerintah melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dengan harga jual Rp185 juta per unit. Selain menawarkan hunian yang terjangkau, perumahan ini dilengkapi dengan sistem keamanan one gate system, infrastruktur jalan yang memadai, serta desain rumah modern dengan bahan berkualitas.

“Kami berharap langkah-langkah mitigasi yang telah dirancang dapat meminimalisir kejadian serupa di masa mendatang. Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah sangat penting untuk menemukan solusi terbaik demi kenyamanan dan keamanan warga,” tutup Ratna. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait