Sesuai intruksi pemangku hajat, warga lalu meminta agar rombongan tamu tak diundang tersebut meninggalkan lokasi pesta pernikahan. Ogah disuruh pergi, warga akhirnya geram hingga kedua kubu terlibat kericuhan.
“Jadi intinya warga kesal ya karena ada seorang kepala desa dengan orang-orangnya datang, memaksakan diri untuk nyawer di saat perayaan orang lain yang sama sekali tidak diizinkan,” ungkapnya.
Akibat kericuhan ini, Tata Winata salah seorang warga yang berusaha melerai kericuhan di lokasi kejadian mengaku menjadi korban pemukulan oleh oknum kepala desa.
“Kalau ribut awalnya gimana saya nggak tau. Waktu itu niat saya cuma mau melerai, jangan sampai ribut di tempat hajat karena yang hajat ini saudara saya. Nah di pinggir jalan saya kena pukul di sini (bagian kening sebelah kiri-red),” kata dia.
Atas peristiwa tersebut, Tata melaporkan peristiwa yang dialaminya ke pihak kepolisian. Kasusnya kini dalam penanganan pihak Polres Metro Bekasi dan Polsek Cikarang Timur. (ded/dim)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS