BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Pemerintah Kabupaten Bekasi memperoyeksikan situs dan makam yang diyakini sarat akan nilai sejarah oleh masyarakat dapat dikembangkan menjadi objek wisata. Selain sebagai sarana edukasi publik, keberadaannya juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar.
BACA: TACB Kabupaten Bekasi Kaji Ulang 107 Objek Diduga Cagar Budaya
Kepala Bidang Budaya Disbudpora Kabupaten Bekasi, Reza Nur Alam mengatakan berdasarkan hasil pendataannya terdapat 120 situs dan makam yang diyakini oleh masyarakat sarat akan nilai sejarah yang tersebar di 23 kecamatan. Dari jumlah tersebut 85 diantaranya tengah dikaji ulang keabsahan nilai sejarahnya oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bekasi.
“Terlepas apakah nanti nilai hitorisnya dapat dibuktikan secara ilmiah atau tidak, namun kita menghormatinya sebagai kearifan lokal,” ungkapnya usai menghadiri silaturahmi dengan Juru Pelihara Situs dan Makam bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi, Kamis (09/11).
Kendati demikian, sambungnya, sesuai dengan arahan MUI Kabupaten Bekasi, pihaknya berharap agar pengelola situs dan makam tersebut dapat menghindari hal-hal yang bertentangan dengan syariat agama. “Iya tadi dijelaskan oleh MUI bahwasannya diharapkan agar hal-hal yang bersifat musyrik dan syirik itu dapat dihindari,” ungkapnya.
Kepala Disbudpora Kabupaten Bekasi, Iman Nugraha mengatakan Pemerintah Daerah berkomitmen agar kedepannya situs dan makam yang diyakini sarat akan nilai sejarah tersebut dapat dikembangkan menjadi objek wisata.
Salah satu upaya nyata yang telah dilakukan adalah dengan merevitalisasi salah satu kompleks pemakaman ulama besar asal Cibarusah, yakni KH Raden Ma’mun Nawawi yang saat ini tengah diusulkan menjadi pahlawan nasional asal Bekasi setelah KH. Noer Ali. Komplek pemakaman tersebut diperoyeksikan menjadi objek wisata religi.
BACA: Makam KH Ma’mun Nawawi Direvitalisasi
“Revitalisasi ini bertujuan agar komplek pemakaman tersebut lebih representative bagi masyarakat yang datang untuk berziarah. Saat ini revitalisasi masih berproses sehingga di Desember bisa berfungsi,” ungkapnya.
Sementara itu Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan dengan menjadi objek wisata, selain dapat menjadi sarana edukasi publik, keberadaannya situs dan makam tersebut diharapkan dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat sekitar.
“Jadi aspek terpenting itu adalah cerita dibalik situs sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Destinasinya mungkin sederhana, seperti kemarin saya ke Jepang disana ada patung anjing Hachiko. Namun karena sejarahnya yang setia menunggu tuannya, situs tersebut sampai saat ini ternyata memiliki daya tarik bagi masyarakat,” ungkapnya.
“Kemudian untuk makam adalah sejarah tokohnya. Seperti KH Noer Ali, Raden Ma’mun Nawawi dan lain sebagainya. Itu peziarahnyaa sudah banyak jadi tinggal bagaimana dilengkapi fasilitas dan sarana parasaranya agar lebih representative. Nah disitulah pemerintah akan hadir,” imbuhnya. (dim)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS