“Kita udah dua kali daftar online tapi nggak diterima juga. Ya kita kesini minta agar anak kita diterima,” kata dia.
Hal senada disampaikan Yati Aryatih orang tua calon siswa lainnya. Warga Kampung Gabus, Desa Srijaya, Kecamatan Tambun Utara itu mengaku heran lantaran anaknya tidak dapat diterima di sekolah negeri yang berdiri di tanah kelahirannya.
“Saya kan asli orang Gabus kenapa saya mau nyekolahin anak saya aja susah banget, malah orang dari mana-mana yang sekolah disini,” cetusnya.
Perwakilan sekolah akhirnya menemui massa yang mulai emosi usai difasilitasi Kepala Desa.
Pihak sekolah berjanji akan mencari solusi dengan mengusulkan penambahan rombongan belajar (rombel) ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.