Pertamina EP Field Tambun Kembangkan Absorben Ramah Lingkungan dari Kapuk

Untuk memperoduksi absorben KAPUKITA, PT Pertamina EP Field Tambun melibatkan partisipasi aktif warga sekitar melalui Bank Sampah BS21. Bank Sampah ini berlokasi di Perumahan Villa Gading Harapan 3, Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan dan menjadi mitra strategis dalam pengelolaan limbah rumah tangga serta pengembangan ekonomi lokal.
Untuk memperoduksi absorben KAPUKITA, PT Pertamina EP Field Tambun melibatkan partisipasi aktif warga sekitar melalui Bank Sampah BS21. Bank Sampah ini berlokasi di Perumahan Villa Gading Harapan 3, Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan dan menjadi mitra strategis dalam pengelolaan limbah rumah tangga serta pengembangan ekonomi lokal.

BERITACIKARANG.COM, BABELAN – Pohon kapuk, yang dikenal sebagai pohon randu, selama ini identik dengan seratnya yang digunakan sebagai isian bantal dan kasur. Namun, seiring perkembangan zaman, produk berbahan kapuk mulai ditinggalkan karena munculnya alternatif bantal dan kasur modern yang lebih nyaman dan tahan lama. Meski popularitasnya menurun, pohon kapuk ternyata masih menyimpan potensi besar untuk dimanfaatkan.

PT Pertamina EP Field Tambun mengambil langkah inovatif dengan memanfaatkan serat kapuk sebagai bahan utama absorben ramah lingkungan melalui program bernama KAPUKITA (Kapuk Alam Penyerap untuk Insiden Tumpahan di Perairan). Program ini menghasilkan produk absorben yang mampu menyerap tumpahan minyak, oli, dan zat kimia secara efektif di perairan.

Bacaan Lainnya

Muhammad Fadillah, Environment Officer PT Pertamina EP Field Tambun mengatakan hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa Absorben KAPUKITA memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan absorben lain di pasaran. Salah satu keunggulan utama Absorben KAPUKITA adalah kemampuannya dalam menyerap tumpahan minyak dengan sangat efektif.

BACA: Kilang Minyak Baru, Pemkab Bekasi Bidik Bagi Hasil untuk Daerah

“Berdasarkan hasil uji laboratorium, produk ini terbukti memiliki daya serap 77% lebih tinggi dibandingkan absorben pabrikan dan 62% lebih efektif dibanding absorben berbahan dasar bintaro,” ungkapnya.

Efektivitas yang tinggi ini menjadikan Absorben KAPUKITA sebagai pilihan unggul untuk menangani tumpahan minyak. Selain memiliki daya serap yang luar biasa, Absorben KAPUKITA juga unggul dalam hal keberlanjutan lingkungan. Serat kapuk yang digunakan sebagai bahan utama memiliki sifat ramah lingkungan dan mudah terurai secara alami.

Selain itu, Absorben KAPUKITA menawarkan manfaat tambahan berupa kemampuan untuk digunakan ulang hingga tujuh kali. Kemampuan ini sangat membantu perusahaan dalam menghemat biaya pembelian absorben, terutama bagi industri yang membutuhkan produk ini dalam jumlah besar. Dengan kemampuan penggunaan ulang, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas penanganan limbah.

Tenaga Ahli Environment PT Pertamina EP Field Tambun, Talitha Jocelin Indiari mengungkapkan bahwa kebutuhan absorben di internal perusahaannya mencapai 140 unit per tahun. Absorben yang digunakan berbentuk booms (snake booms), dengan ukuran panjang 400 sentimeter dan lebar 20 sentimeter.

Talitha juga menambahkan bahwa produk ini memiliki potensi besar untuk direplikasi penggunaannya di sektor lain seperti migas, kimia, hingga perbengkelan. “Absorben ini tidak hanya terbatas pada sektor minyak dan gas, tetapi juga dapat memberikan manfaat signifikan bagi berbagai bidang usaha lainnya,” jelasnya.

Untuk memperoduksi absorben KAPUKITA, PT Pertamina EP Field Tambun melibatkan partisipasi aktif warga sekitar melalui Bank Sampah BS21. Bank Sampah ini berlokasi di Perumahan Villa Gading Harapan 3, Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan dan menjadi mitra strategis dalam pengelolaan limbah rumah tangga serta pengembangan ekonomi lokal.

Sejak berdiri pada tahun 2020, Bank Sampah BS21 telah berhasil mengolah puluhan ton sampah setiap bulannya, baik organik maupun non-organik. Dengan dukungan PT Pertamina EP Field Tambun, bank sampah binaan ini menjadi pusat aktivitas lingkungan sekaligus wadah pemberdayaan masyarakat.

Salah satu inovasi terbaru yang dihasilkan dari kolaborasi ini adalah produksi absorben KAPUKITA. Produk ini dibuat dengan bahan-bahan sederhana seperti buah kapuk, jarum dan benang, serta kain baptis. Proses produksinya pun relatif mudah sehingga dapat dilakukan oleh masyarakat, khususnya kaum ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan.

Selain memiliki daya serap yang luar biasa, Absorben KAPUKITA juga unggul dalam hal keberlanjutan lingkungan serta dapat digunakan secara berulang (recycle) hingga tujuh kali.
Selain memiliki daya serap yang luar biasa, Absorben KAPUKITA juga unggul dalam hal keberlanjutan lingkungan serta dapat digunakan secara berulang (recycle) hingga tujuh kali.

Ade Iis Sumarni, perwakilan Bank Sampah BS21 menyebut absorben KAPUKITA merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Berdasarkan analisis awal yang dilakukan, biaya produksi per unit absorben diperkirakan hanya sekitar Rp22.571. Sementara itu, harga jualnya mencapai Rp100.000 per unit, menghasilkan potensi laba sebesar Rp77.429 per unit. Margin keuntungan yang signifikan ini menjadikan produk absorben KAPUKITA sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan.

“Ini sangat menjanjikan dan bisa menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat, terutama kaum ibu rumah tangga,” ungkap Ade Iis Sumarni.

Sementara itu Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Sukmawati, turut mengapresiasi langkah inovatif PT Pertamina EP Field Tambun. Menurutnya, program seperti KAPUKITA tidak hanya membantu mengatasi masalah pencemaran lingkungan tetapi juga memberikan nilai tambah bagi tanaman kapuk yang selama ini kurang dimanfaatkan.

“Jika dikembangkan lebih lanjut, pemanfaatan serat kapuk sebagai absorben dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi tanaman ini,” ujar Sukmawati.

Selain memanfaatkan serat kapuk sebagai bahan absorben, PT Pertamina EP Field Tambun juga menggunakan kapuk sebagai media dalam teknologi pengolahan limbah bernama TALITA (Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestic Terintegrasi). Teknologi ini memungkinkan air limbah domestik diolah untuk berbagai keperluan seperti penyiraman fasilitas produksi, suplai air hydrant, hingga penyiraman tanaman.

Inovasi TALITA telah direplikasi di Kampung Wates, Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan pada tahun sebelumnya dan berpotensi diterapkan di WK Subang Field serta Jatibarang. Langkah ini menunjukkan komitmen PT Pertamina EP Field Tambun dalam menjaga lingkungan sekaligus mendukung pemberdayaan masyarakat lokal. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait