Penanganan Banjir di Perumahan The Arthera Hill Tanggung Jawab Pengembang

Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menegaskan bahwa penanganan banjir di Perumahan The Arthera Hill Ekstension, Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab pihak pengembang. Menurutnya, masalah banjir yang terus terjadi di kawasan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam perencanaan pembangunan perumahan.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menegaskan bahwa penanganan banjir di Perumahan The Arthera Hill Ekstension, Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab pihak pengembang. Menurutnya, masalah banjir yang terus terjadi di kawasan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam perencanaan pembangunan perumahan.

BERITACIKARANG.COM, SERANG BARU – Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menegaskan bahwa penanganan banjir di Perumahan The Arthera Hill Ekstension, Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab pihak pengembang. Menurutnya, masalah banjir yang terus terjadi di kawasan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam perencanaan pembangunan perumahan.

“Resapan airnya tidak ada, jadi kita sebagai pemerintah harus lebih fokus kepada pengembang. Bagaimana pengembang ini bertanggung jawab atas kesalahan pembangunan rumah yang sudah dipasarkan ke masyarakat. Karena kan perumahan tidak gratis, mereka beli dan pengembang sifatnya bisnis,” ujar Ade, Rabu (23/07).

Bacaan Lainnya

Ade menjelaskan bahwa lahan yang digunakan untuk pembangunan Perumahan The Arthera Hill Ekstension sebenarnya tidak diperuntukkan untuk kawasan hunian, melainkan daerah resapan air.  Untuk itu dirinya meminta tanggung jawab pengembang dalam membangun infrastruktur pengendali banjir di sekitar proyek mereka.

BACA: Banjir di Perumahan The Arthera Hill, Camat Serang Baru Desak Pengembang Prioritaskan Mitigasi

“Kalaupun kita bantu, mungkin bisa dibantu tetapi ini gak bakal selesai. Sedangkan banjir di situ itu hampir semua bangunan rumah terdampak. Ketika banjir meliputi semua bangunan, kerusakannya itu fatal dibandingkan dengan rumah yang hanya terkena banjir satu meter atau di bawah satu meter,” jelasnya.

Selain itu, Ade menyoroti minimnya laporan intensif dari dinas terkait mengenai penananganan bencana banjir di Perumahan The Arthera Hill Ekstension. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mengupayakan audiensi dengan pihak pengembang untuk mencari solusi atas masalah ini.

“Kedepan kita akan lebih fokus kepada pengembangnya. Kita akan audiensi agar mereka bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan. Karena ini menyangkut kenyamanan dan keamanan masyarakat yang tinggal di sana,” tutup Ade.

Diketahui, Perumahan The Arthera Hill Ekstension menjadi sorotan setelah diterjang banjir sebanyak enam kali dalam kurun waktu satu tahun sejak dibangun pada pertengahan tahun 2024 lalu. Banjir dengan ketinggian jampir mencapai 3 meter ini memaksa sebagian besar warga meninggalkan rumah mereka karena tidak mampu menanggung dampaknya.

Adam, salah seorang warga yang terdampak, mengungkapkan bahwa kerugian akibat banjir tidak hanya berupa materi tetapi juga dampak psikologis pada keluarganya. “Kalau materi masih mungkin ada jalan lagi, tapi kalau masalah mental anak itu berat, itu gak ada harganya,” ujar Adam.

Hingga kini, warga masih menunggu tindakan nyata dari pihak pengembang untuk merealisasikan tuntutan mereka. Warga meminta relokasi unit, pembelian kembali rumah oleh pengembang (buy back), atau penanganan permanen berupa pemasangan sheet pile beton di bantaran Kali Cikarang sebagai solusi jangka panjang. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait