BERITACIKARANG.COM, CIBITUNG – Bekasi, tanah pejuang yang penuh sejarah, menjadi saksi lahirnya tokoh-tokoh besar yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu nama yang tak bisa dilewatkan adalah Mohamad Hasyim Achmad, pejuang asal Cibitung yang lahir pada 19 April 1920. Sosoknya tidak hanya dikenal sebagai pejuang bersenjata, tetapi juga politisi dan pengusaha yang berdedikasi untuk tanah air. Namanya diabadikan dalam SK Menteri Urusan Veteran RI tahun 1962 sebagai pengakuan atas jasanya.
Awal Perjuangan: Dari Barisan Pelopor hingga Poetera
Sejak muda, Hasyim telah menunjukkan semangat juangnya dengan bergabung dalam organisasi perlawanan. Ia menjadi Komandan Barisan Pelopor Cibitung, sayap pemuda Jawa Hokokai yang dipimpin oleh dr. Muwardi. Meski hanya berbekal senjata kayu dan bambu runcing, ia belajar dasar-dasar kemiliteran yang kelak menjadi bekal penting di medan perjuangan.
Tak hanya itu, Hasyim juga aktif sebagai Ketua Poetera Cibitung, organisasi bentukan Sukarno bersama tokoh-tokoh bangsa lainnya. Melalui Poetera, ia turut memobilisasi massa dan menyebarkan semangat perlawanan terhadap penjajahan Jepang.
BACA: Fakta Menarik Sejarah Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, Yuk Simak!
Menjelang proklamasi kemerdekaan, Hasyim mendapat mandat penting untuk membentuk pasukan, mengumpulkan senjata, dan mengerahkan massa. Ia memimpin berbagai aksi melawan penjajah Jepang di wilayah Cikarang, Karawang, hingga Indramayu. Setelah proklamasi pada 17 Agustus 1945, pasukannya bergerak cepat menurunkan bendera Jepang dan menggantinya dengan Merah Putih di sejumlah daerah strategis.
Hasyim juga bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API), sebuah organisasi yang lahir dari kelompok Menteng 31. Bersama API, ia turut menjaga keamanan Sukarno-Hatta serta memobilisasi massa untuk menghadiri rapat raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945—momen bersejarah yang mempertegas dukungan rakyat terhadap kemerdekaan.
Dalam mempertahankan kemerdekaan, Hasyim memilih jalur bersenjata dengan bergabung ke Biro Perjuangan yang kemudian dilebur menjadi TNI. Medan gerilyanya mencakup wilayah Tambun, Cibitung, Cibarusah, Karawang, hingga Indramayu. Keberanian dan kepemimpinannya membuatnya dihormati oleh kawan maupun ditakuti oleh lawan.
Karier Politik: Membangun Kabupaten Bekasi
Setelah masa perjuangan bersenjata, Hasyim melanjutkan pengabdiannya melalui jalur politik. Ia menjabat sebagai Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) Kecamatan Cibitung pada periode 1945–1950. Karier politiknya berlanjut sebagai anggota DPD dan DPRD Kabupaten Bekasi. Pada tahun 1960, ia dipercaya untuk memimpin DPRD Kabupaten Bekasi sebagai ketua.
Hasyim adalah salah satu tokoh penting yang mendorong terbentuknya Kabupaten Bekasi sebagai wilayah administratif yang mandiri. Dedikasinya dalam membangun daerah menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat.
Selain aktif di dunia politik dan militer, Hasyim juga dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Sejak tahun 1938, ia merintis bisnis yang hasilnya banyak digunakan untuk membiayai pasukan saat perang gerilya. Semangat pengorbanan ini menunjukkan bahwa cintanya pada tanah air tidak hanya diwujudkan melalui perjuangan bersenjata, tetapi juga lewat kontribusi harta pribadinya.
Atas jasanya yang luar biasa, pemerintah memberikan penghargaan berupa Pemancangan Bambu Runcing di pusaranya pada 17 Agustus 1992. Penghargaan ini merupakan pengakuan resmi negara yang hanya diberikan kepada pejuang angkatan 45 yang terbukti berjasa besar bagi bangsa.
Mohamad Hasyim Achmad wafat pada April 1978 di usia 58 tahun dan dimakamkan di Cikarang Barat. Meski telah tiada, jejak perjuangan, politik, dan usahanya tetap menjadi teladan bagi generasi Bekasi dan seluruh bangsa Indonesia. (***/DIM)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS