BERITACIKARANG.COM, TARUMAJAYA – Ikan dan udang milik petani tambak di wilayah utara Kabupaten Bekasi masih ditemukan yang mati secara mendadak, Jum’at (23/11).
Para petani tambak di Desa Samudera Jaya Kecamatan Tarumajaya dan di Desa Hurip Jaya Kecamatan Babelan mengakui kematian itu terjadi setelah air Sungai Kaloran yang mengaliri tambak berubah warna menjadi merah kemudian menghitam beberapa waktu silam.
“Biasanya mah airnya bening biasa. Terus kemarin-kemarin sempat warnanya merah terus berubah jadi item, kayak kopi. Abis itu bandeng sama pancet (udang windu-red) mati semua,” kata Abdullah (70), pemilik tambak di Kp. Sembilangan, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan.
Abdullah mengaku menebar benih bandeng sebanyak 13.500 ekor serta benih udang mencapai 130.000 ekor. Namun akibat peristiwa itu, ratusan ribu bandeng dan udang yang ditebar di dua tambak miliknya mati secara mendadak.
“Itu habis semua, apalagi di tambak yang satu lagi, ada 6.000 bandeng yang ukuran sekilo dapat tujuh sampai delapan ekor, itu habis semua,” ujar dia.
Engkong Haji ini mengatakan, peristiwa matinya ikan menjadi kali pertama terjadi sejak dirinya membuka usaha tambak tahun 1965 lalu. “Jujur saja saya kaget, enggak pernah kejadian sebelumnya. Dari saya mulai usaha tambak sampai sekarang,” ucapnya.
Abdullah mengaku kebingungan setelah ratusan ribu ikan dan udang miliknya itu mati. Soalnya, kata dia, ukurannya terbilang tanggung sehingga sulit dijual. “Kayak bandeng, siapa yang mau beli. Apalagi udang, masih belum apa-apa, ngambilinnya saja susah, ya sudah bingung saya mau gimana lagi,” ucap dia.
Tidak hanya Abdullah, keluhan serupa disampaikan penambak di Kp. Sembilangan, Desa Samudera Jaya Kecamatan Tarumajaya. Syarifudin (42), salah seorang penambak, mengaku ribuan bandeng dan puluhan ribu udang windu miliknya mati.
“Itu awalnya kan sempat ramai ikan-ikan pada mati yang di sungai, katanya karena airnya kena limbah. Terus enggak lama, ikan di tambak saya juga pada mati. Saya lepas bandeng 5.000 ekor sama pancet 82.000 ekor, habis itu pada mati,” kata dia saat ditemui di kediamannya.
Syarifudin menduga kematian ikan dan udang itu lantaran sungai yang tercemar kemudian mengalir ke tambak. Dia sempat mencoba mencegah kematian tambah banyak dengan menutup saluran air pada tambaknya. Namun, langkah itu tidak sepenuhnya berhasil karena air di sungai jadi terhambat hingga akhirnya meluber ke permukaan.
“Apalagi ini air laut lagi pasang, jadi susah kalau air ditahan. Makanya ini air yang ada limbahnya masuk lagi ke tambak. Saya bingung, aturan mah ini pemerintah segera turun, kasih solusi. Karena ini saja lepas benih uangnya dari minjem,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi, Wahyudi Amsar menegaskan kabar yang menyebutkan matinya ikan di sungai kaloran dan tambak milik warga di Kp. Sembilangan, Desa Samuderajaya Kecamatan Tarumajaya, hoax.
“Itu mah hoax! itu udah lama. Kemarin juga udah dicek sama anak buah saya, itu nggak ada. Nggak ada apa-apa itu mah foto beberapa bulan yang lalu, dianu lagi, digoreng lagi. Anak buah saya lagi di Bandung saya telfon, katanya, hoax lama itu pak saya kesana nggak ada apa-apa,” kata Wahyudi Amsar saat dikonfirmasi melalui telfon seluler, Kamis (22/11).
Disinggung tentang masih adanya keluhan dari petani tambak yang ikan-ikannya mati hingga saat ini, Wahyudi meminta warga untuk datang dan melaporkan kejadian yang dialami sambil menunjukan lokasi dan bukti-bukti yang otentik.
“Siapa orang yang ngeluh, siapa? Siapa yang mengeluhkan? Tunjukan buktinya mana? Kalau cuma gambar itu bisa diambil dimana saja ya kan? Cuma barangnya (bukti ikan yang mati-red) ada nggak? Coba dikirim ke dinas, gitu aja. Nanti dinas yang akan meneliti. Tetapi kalau dilihat udah nggak ada apa-apa gimana coba?” ungkapnya.
Wahyudi menambahkan jikalau memang benar ada ikan milik warga yang mati diduga karena keracunan, tentu akan diambil petugasnya untuk diteliti. “Kan ada pos kesehatan ikan tinggal kita periksa kualitas airnya, kita periksa ikannya untuk kemudian mengetahui penyebab kematinannya apa,” kata dia.
Untuk diketahui, matinya ribuan ikan di sungai kaloran diketahui warga pada Minggu 04 November 2018 pagi. Warga menduga ikan tersebut mati diduga terkena racun ikan jenis sengkalim. Selain di saluran air, ikan di sejumlah tambak milik warga pun banyak yang terdampak. Tambak tersebut berada di dua desa, yakni Kp. Sembilangan Desa Desa Samuderajaya Kecamatan Tarumajaya dan Kp. Sembilangan Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan. (BC)