BERITACIKARANG.COM, TARUMAJAYA – Penyebab matinya ribuan ikan di Sungai Kaloran, Kp. Sembilangan RT 02/09 Desa Samudera Jaya Kecamatan Tarumajaya masih belum diketahui.
Kepala Desa Samudera Jaya, Ibnu Hajar mengaku hingga saat ini pihaknya masih menelusuri penyebab dari dugaan pencemaran di sungai tersebut.
“Penyebabnya belum bisa dipastikan. Bisa jadi karena karena faktor limbah perusahaan, karena ada orang yang mencari ikan dengan menebar racun model sengkalim dan bisa juga dari rumput laut yang sudah membusuk. Yang jelas, sampai hari ini masih kita telusuri penyebabnya. Ini lagi pada turun kelapangan,” kata Ibnu Hajar, Selasa (06/11).
Meski demikian, ia memastikan saat ini sungai kaloran sudah normal kembali. Bahkan, bangkai ikan yang sebelumnya ditemukan mengapung sudah tidak ada.
“Karena itukan sungai aktif (dekat dengan muara-red) sehingga kalau sekarang mah udah normal lagi. Bahkan ikan-ikan yang mati, bangkainya, itu juga sudah nggak ada. Bisa jadi terbawa ke laut saat air pasang,” ucapnya.
Ia pun memastikan tidak ada ikan di tambak milik warga yang ikut terkena dampak. “Di empang (tambak-red) nggak ada yang terdampak. Ikan-ikan yang mati itu Cuma ada di sungai, nggak ada yang ditambak,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, ribuan ikan berbagai jenis yang hidup di aliran sungai Kaloran di Kp. Sembilangan RT 02/09 Desa Samudera Jaya Kecamatan Tarumajaya ditemukan mati mendadak, Minggu (04/11) pagi. Sebagian ikan lainnya terlihat dalam kondisi sekarat dan terapung di atas aliran sungai.
Ketua DPC Benteng Bekasi Kecamatan Tarumajaya, Heriansyah mengatakan matinya ribuan ikan di sungai Kaloran kali pertama diketahui warga sekitar pukul 06.00 WIB.
“Banyak warga yang melaporkan kematian ikan-ikan di aliran sungai tersebut. Ikan yang mati bermacam-macam dari mulai belanak, mujair, lunduh dan lain sebagainya,” kata Heriansyah.
Belum diketahui dengan jelas penyebab matinya ribuan ikan di Sungai Kaloran. Tetapi, warga menduga hal tersebut disebabkan adanya pembuangan racun ikan jenis sengkalim oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab.
“Kejadian ini baru pertama kali terjadi di sungai kaloran. Warga jelas khawatir, karena takut dirugikan atas kejadian ini. Terlebih banyak tambak ikan yang dikelola warga airnya berasal dari sungai Kaloran,” ucapnya.
Oleh karenanya, ia meminta pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk segera menindaklanjuti persoalan itu dan mencegah agar hal tersebut tidak terulang lagi. (BC)