Kabupaten Bekasi Gak Butuh Pemimpin Seremonial, Tiksa Institute: Eka Harus Berani Berfikir Out Of The Box

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat melantik Eka Supria Atmaja menjadi Bupati Bekasi di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Dipenogoro Nomor 22, Bandung. Rabu (12/06) pagi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat melantik Eka Supria Atmaja menjadi Bupati Bekasi di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Dipenogoro Nomor 22, Bandung. Rabu (12/06) pagi.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Pasca dilantik sebagai Bupati Bekasi di sisa masa jabatan 2017 – 2022, Direktur Eksekutif Tiksa Institute Ahmad Djaelani menyebutkan ada sejumlah pekerjaan rumah bagi Eka Supria Atmaja dalam memimpin Kabupaten Bekasi ke depan.

Salah satunya adalah perlunya keberanian Eka dalam melakukan terobosan dan akselerasi pembangunan di sisa waktu yang ada. Pasalnya, berbagai bidang dan urusan pemerintahan di Kabupaten Bekasi masih menyisakan banyak soal. Baik itu di tata ruang, infrastuktur, maupun pada sistem pelayanan publik.

Bacaan Lainnya

“Kabupaten Bekasi tidak butuh pemimpin seremonial. Perlu keberanian dan pola berpikir out of the box bagi Eka dalam melakukan terobosan dan akselerasi pembangunan, mengingat kompleksitas permasalahan yang ada di Kabupaten Bekasi,” kata Djaelani, Rabu (12/06).

Selain itu, Eka juga harus mampu mengkonsolidasikan birokrasi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bekasi untuk mengefektifkan program pembangunan dan pelayanan publik pemerintah.

“Karena birokrasi Kabupaten Bekasi sebagai ujung tombak pelaksanaan pemerintahan masih banyak dikeluhkan oleh publik, mulai dari indisipliner aparatur, sistem pelayanan yang semrawut dan penyerapan anggaran yang rendah,” tuturnya.

Apalagi, sambung Djaelani, skandal suap Meikarta yang menimpa Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu turut menyeret bupati dan pejabat di sejumlah instansi kedinasan. Ini jadi indikasi bahwa birokrasi Kabupaten Bekasi dalam keadaan krisis dan harus dijadikan momentum “bersih-bersih” oleh Eka.

“Eka harus menunjukan pengaruh dan leadershipnya di lingkungan birokrasi Kabupaten Bekasi. Jangan sampai ada disharmoni dan distrust antara Eka sebagai bupati dengan aparatur di bawahnya. Ketegasan dan kepemimpinan Eka sebagai bupati diuji dalam hal ini. Jika tidak, ini akan jadi preseden buruk yang merugikan masyarakat,” kata dia.

Tokoh pemuda asal Cibarusah ini menambahkan, Eka juga harus mampu membumikan kembali spirit Swatantra Wibawa Mukti sebagai semboyan serta ruh pembangunan Kabupaten Bekasi. Swatantra Wibawa Mukti memiliki arti yaitu suatu daerah yang dapat mengurus rumah tangganya sendiri dan memiliki pengaruh serta jaya dan makmur.

“Swatantra Wibawa Mukti jangan hanya sekedar dijadikan semboyan dan pajangan belaka. Swatantra Wibawa Mukti harus dijadikan ideologi, pandangan hidup dan falsafah bagi Eka dalam memimpin Kabupaten Bekasi ke depan. Eka harus mampu membangkitkan spirit itu dan memanifestasikannya dalam program-program pemerintahan untuk mencapai kejayaan daerah dan kemakmuran rakyatnya. Pembangunan jangan dilakukan tanpa arah,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Eka Supria Atmaja resmi menjadi Bupati Bekasi, setelah dilantik oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Dipenogoro Nomor 22, Bandung. Rabu (12/06) pagi.

Pelantikan dilaksanakan sesuai amanat surat Mendagri Nomor 131.32/2966/otda tanggal 24 Mei 2019 seiring dengan telah terbitnya Keputusan Mendagri Nomor 131.32-1192 tahun 2019 tanggal 24 Mei 2019 tentang Pengesahan Pengangkatan Bupati dan Pemberhentian Wakil Bupati Bekasi. (BC)

Pos terkait