BERITACIKARANG.COM, CIKARANG BARAT – Harga kedelai impor lagi-lagi melonjak. Lonjakan harga kedelai yang didatangkan dari Amerika Serikat ini mempersulit bisnis para pengrajin tahu, tak terkecuali pengrajin di Kabupaten Bekasi. Harga kedelai yang normalnya dibanderol di kisaran Rp8.000, kini tembus Rp13.000 per kilogram.
Dede (48) seorang pengrajin tahu di Cikarang Barat menjelaskan kenaikan harga kedelai import ini terjadi sejak bulan Juni 2022 lalu. “Kenaikannya itu sedikit-sedikit, kadang sehari naik Rp100, Rp200, Rp300. Cuma setiap hari. Sampai sekarang yang tadinya sekilo harganya Rp8.000, jadi Rp13.000,” kata dia, Rabu (28/09).
Ada pun lonjakan harga kedelai dipengaruhi inflasi global dan kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah. Harga kedelai semakin melambung tinggi ketika terjadi kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Sudah pasti terpengaruh, karena proses pengiriman kedelai kan juga naik karena harga solar naik. Otomatis pengrajin seperti kami juga harus bayar lebih mahal,” ungkapnya.
Hal tersebut menyebabkan pihaknya terpaksa menurunkan produksi tahu dan mengurangi jumlah pegawai. “Awalnya saya nyetok 8 kwintal kedelai, sekarang cuma 6 kwintal. Jumlah pegawai tadinya ada 80 orang, sekarang 40 orang saja,” ucap Dede.
Dede menambahkan kini pihaknya bersama pengrajin tahu lain tengah melakukan diskusi untuk mempertimbangkan kenaikkan harga tahu atas imbas lonjakan inflasi. Dirinya tak bisa serta-merta menaikkan harga maupun mengecilkan ukuran tahu dikarenakan keputusan tersebut, harus dilakukan serentak oleh seluruh pengrajin.
“Karena kalau ukuran tahu dikecilin, konsumen protes. Kalau harga dinaikin, enggak ada yang beli, soalnya naik harga tahu harus bareng-bareng sama produsen lain. Harus kompak semuanya. Kalau enggak ya pelanggan lari ke penjual yang lebih murah,” kata Dede. (dim)