Estafet dari Truk Ke Truk, Bonek Tiba di Kabupaten Bekasi

Bonek tiba di Stadion Wibawa Mukti, Rabu (8/11) kemarin. Dengan modal nekat, mereka berangkat dari Surabaya dengan cara menumpang belasan hingga puluhan kendaraan demi mendukung tim kesayangannya, Persebaya Surabaya di babak delapan besar Liga 2.
Bonek tiba di Stadion Wibawa Mukti, Rabu (8/11) kemarin. Dengan modal nekat, mereka berangkat dari Surabaya dengan cara menumpang belasan hingga puluhan kendaraan demi mendukung tim kesayangannya, Persebaya Surabaya di babak delapan besar Liga 2.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG TIMUR – Supporter Persebaya Surabaya atau Bonek mulai berdatangan ke Kabupaten Bekasi. Mereka hadir untuk mendukung tim kesayangannya yang bakal tampil pada babak 8 besar Liga 2 yang bakal digelar di Stadion Wibawa Mukti, Desa Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur.

Sebenarnya, babak 8 besar Liga 2 dijadwalkan baru akan digelar Jumat (10/11) besok. Persebaya sendiri tampil pada pertandingan kedua, malam hari, menghadapi PSIS Semarang. Meski begitu, Bonek, sapaan akrab mereka, sudah hadir dua hari lebih awal. Suporter yang dikenal nekat itu pun mulai mendirikan tenda seadanya, menggunakan sarung yang diikatkan pada pagar stadion.

Bacaan Lainnya

Para Bonek ini bercerita soal kenekatannya. Tidak hanya memilih hadir lebih awal, namun mereka pun nekat datang ke Kabupaten Bekasi dengan bekal seadanya. Bahkan ada yang tidak membawa uang sepeser. Mereka datang dengan cara menumpang berbagai kendaraan secara estafet.

“Berangkat dari Surabaya itu Senin (06/11) abis magrib, jam 7 maleman. Baru sampai sini itu jam 7 pagi kemarin,” kata Dion (18), salah seorang bonek saat ditemui di halaman Stadion Wibawa Mukti, Kamis (09/11).

Dion berangkat bersama 21 orang temannya. Mereka berangkat dengan modal nekat, menumpang belasan hingga puluhan kendaraan, rata-rata truk. “Senin berangkatnya estafet pake truk, enggak tau udah berapa kali naik, enggak kehitung,” kata lelaki yang setia berbaju hijau ini.

Dion bersama teman-temannya  memang bertekad kuat berangkat dengan modal menumpang. Meski tidak jarang truk menolak mengangkut mereka, seperti terjadi di daerah Cepu, Kabupaten Blora. “Kami turun di Cepu, nah dari situ enggak dapat tumpangan lagi. Kami sampai hampir tengah malam, terus baru dapat tumpangan lagi pagi. Ya kami jalan terus,” kata dia.

Tidak hanya kesulitan mendapatkan tumpangan, mereka pun beberapa kali berselisih dengan warga sekitar. “Mungkin melihat kami seperti ini, jadi suka ada saja yang selisih. Cuma kami lari aja kalau begitu, soalnya kan kami kecil-kecil,” kata dia.

Dalam kelompok yang berjumlah 22 orang itu, rata-rata memang masih duduk di bangku sekolah. Umur mereka berkisar antara 15-20 tahun. “Kalau orang tua ya sudah tahu Bonek, yang penting tidak rewel kan ya,” ucap dia.

Colik (16), Bonek lainnya mengaku hadir karena ingin benar-benar ingin mendukung timnya bertanding. Mereka ingin memberikan dukungan terbaik, terlebih agar Persebaya tampi di kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Namun, meski ngotot ingin mendukung, dia mengaku bingung bagaimana cara menonton langsung di stadion, karena tidak memiliki uang untuk membeli tiket.

“Harapannya Persebaya menang dan juara. Soal tiket tidak tahu, gimana nanti aja. Yang penting datang dulu,” kata dia.

Jangankan soal tiket, biaya untuk makan pun tidak mereka pikirkan. Untuk menunjang hidup, mereka hanya bermodalkan sebuah ukulele. Jika tidak ada yang memberi bantuan makan, mereka mengamen. “Ya cukup tidak cukup, yang penting nekat sama punya nyali,” kata dia. (BC)

Pos terkait