BERITACIKARANG.COM, KEDUNGWARINGIN – Sebanyak 37.792 warga Kabupaten Bekasi yang terdampak banjir hingga Rabu (24/02) pukul 10.00 WIB masih bertahan di posko pengungsian. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Bekasi, puluhan ribu pengungsi itu tersebar di 55 titik pengungsian.
BACA: 37.792 Warga Kabupaten Bekasi Bertahan di Lokasi Pengungsian
Perasaan cemas maupun jenuh selama berada di posko pengungsian tentunya tak bisa dihindari. Perasaan itu kerap menerpa siapapun. Teruma bagi pengungsi yang masih berusia anak-anak.
Upaya pemulihan psikis diberikan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi kepada para pengungsi anak-anak. KPAD Kabupaten Bekasi dibantu Satgas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk memberikan trauma healing.
“Kegiatan trauma healing ini sebagai rasa empati dari KPAD Kabupaten Bekasi. Kami koordinasi dengan Satgas P2TP2A untuk memberikan trauma healing kepada pengungsi khususnya anak-anak,” kata Kommisioner Bimbingan Konseling KPAD Kabupaten Bekasi, Wulan Mayasari, saat ditemui usai memberikan trauma healing kepada anak-anak korban banjir di posko pengungsian SMK Bima Sakti Kecamatan Kedungwaringin, pada Rabu (24/02).
Wulan menerangkan, kegiatan trauma healing diisi dengan sejumlah edukasi, hiburan permainan, bernyanyi maupun hadiah. Menurutnya, anak-anak di lokasi pengungsian itu sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan tersebut.
“Ini kan sudah ada mengungsi empat hari , masih bertahan di pengengusian karena rumahnya rusak. Jadi biar anak-anak semangat, engga jenuh dan bosan, mereka terlihat senang, dan aktif,” imbuhnya.
Selain memberikan hiburan, lanjut Wulan, pihaknya juga memberikan edukasi kepada anak-anak, agar selalu menjaga protokol kesehatan Covid-19, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Termasuk untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan tidak bermain ditengah banjir, termasuk orang tua agar senantiasa mengawasi anak-anaknya.
“Dapat informasi mengenai anak terseret arus, kita kedepannya kan engga tahu musim hujan sampai kapan. Maka pencegahan aja agar orangtua mengawasii anak-anaknya tidak dibiarkan main di luar atau jauh saat banjir,” tuturnya.
Wulan menambahkan pihaknya akan terus menyambangi lokasi pengungsian lainnya yang ada di Kabupaten Bekasi guna memberikan trauma healing, edukasi serta menyalurkan bantuan kepada korban banjir, khususnya anak-anak. “Iya tadi kita juga berikan bantuan popok bayi, selimut, makanan bayi dan kebutuhan makanan,” kata dia. (BC)