Banjir di Grand Cikarang Village, Warga Ngedumel di TikTok: Over Kredit Rp 50 Juta!

Salah satu warga mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan di akun TikTok @icankqlastar, menyebut banjir di Perumahan Grand Cikarang Village (GCV) di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru sudah terjadi dua kali dalam tahun ini.
Salah satu warga mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan di akun TikTok @icankqlastar, menyebut banjir di Perumahan Grand Cikarang Village (GCV) di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru sudah terjadi dua kali dalam tahun ini.

BERITACIKARANG.COM, SERANG BARU – Warga Perumahan Grand Cikarang Village (GCV) di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, kembali menghadapi musibah banjir yang terjadi pada Selasa (08/07). Kejadian ini memicu kekesalan warga yang merasa kondisi tersebut terus berulang. Salah satu warga mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan di akun TikTok @icankqlastar, menyebut banjir sudah terjadi dua kali dalam tahun ini.

“Setaon dua kali, ini mah bukan setaon, empat bulan sekali banjir,” keluh seorang warga dalam video tersebut. Ia mengaku merasa rugi membeli rumah di kawasan tersebut, lantaran barang-barangnya rusak akibat banjir. Bahkan, ia menyatakan ingin menjual rumahnya dengan harga yang jauh lebih rendah. “Gue over tuh rumah tuh 50 juta tuh sekarang juga gue nggak gerak,” ujarnya, dikutip BeritaCikarang.com, Rabu (09/07).

Bacaan Lainnya

Unggahan tersebut memancing beragam komentar dari netizen. Beberapa di antaranya mengungkapkan simpati, sementara yang lain menceritakan pengalaman mereka saat ditawarkan rumah di perumahan tersebut. “Grand Cikarang kemarin lewat vt nawarin perumahan katanya aman banjir,” tulis seorang pengguna bernama Raden Panji store. “Ya Allah sabar bang, semoga setelah ini rejekinya dilancarkan bang.. amiinn,” tulis jeng dwiiieeee.

BACA: 3.490 Warga Kabupaten Bekasi Mengungsi Gegara Banjir

Parlin, Ketua RW 11 Desa Jayasampurna, mengonfirmasi bahwa banjir kali ini merupakan yang kedua di tahun 2025. “Delapan tahun saya disini baru tahun ini (banjir). Pertama pas pertengahan puasa ya dan kedua kemarin,” ungkapnya.

Meskipun saat ini banjir telah surut, diakuinya warga masih merasa was-was karena cuaca saat ini yang tidak menentu. “Kemarin itu di wilayah RW 11 yang terdampak ada 521 Kepala Keluarga (KK). Tersebar di 3 RT, yaitu 29, 44 dan 49 yang mencakup blok N, blok S, blok D, dan blok R. Yang paling parah itu yang blok R, itu bisa ketinggian 1,5 meter di rumah,” kata dia.

Ia menduga penyebab banjir adalah pendangkalan Kali Cikarang yang berada di dekat perumahan tersebut. Untuk itu dirinya berharap Pemerintah Daerah dan para pemangku kebijakan dapat segera melakukan normalisasi kali guna mencegah banjir susulan. “Mungkin karena udah lama juga ya, jadi apa namanya mengalami pendangkalan atau penyempitan gitu. Jadi kalau bisa itu (Kali Cikarang) dinormalisasi, mulai dari huli sampai hilir agar perjalanan volume air sebanyak apapun bisa,” kata dia.

Diketahui, banjir melanda Kabupaten Bekasi terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejak Senin (07/07) malam. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan sejumlah sungai meluap hingga merendam permukiman warga, termasuk Kali Cikarang.

Selain Grand Cikarang Village, banjir akibat luapan Kali Cikarang juga menerjang pemukiman warga lainnya, seperti Villa Lestari, The Arthera Hill di wilayah Desa Jayasampurna dan Villa Mutiara 2 di Desa Sukasejati, Kecamatan Cikarang Selatan.

Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Kasi Trantib) Kecamatan Serang Baru, Mukhamad Budiyuwono mengatakan dari hasil dialog dengan warga, luapan air ini bukanlah kejadian pertama. Warga berharap penanganan ke depan tidak hanya reaktif saat banjir terjadi, melainkan disertai penanganan jangka panjang, khususnya normalisasi Kali Cikarang yang dinilai belum pernah dilakukan sejak lama.

“Kalau dilihat secara kasat mata, aliran sungai banyak dipenuhi pohon-pohon dan sedimentasi yang menghambat aliran air. Perlu ada langkah strategis dari pemerintah daerah bahkan provinsi untuk normalisasi dan pelebaran sungai sebagai solusi permanen,” tegasnya.

Dalam jangka pendek, Budiyuwono juga menyarankan adanya alat siaga seperti perahu karet di masing-masing RW yang rawan terdampak banjir, guna mempercepat evakuasi saat kondisi darurat.

“Kami berharap aspirasi masyarakat ini bisa dijembatani oleh para pemangku kebijakan, agar Serang Baru bisa lebih siap dan tangguh menghadapi potensi bencana hidrometeorologi,” tutupnya. (DIM)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait