BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi belakangan ini mengakibatkan terjadinya genangan air di sejumlah titik. Salah satunya di Jl. KH. Fudholi, Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara yang berada tidak jauh dari SMAN 1 Cikarang Utara.
Pantauan BERITACIKARANG.COM, akibat saluran air atau drainase tidak berfungsi, sekitar 500 meter badan jalan di jalur tersebut digenangi air. Warga pun menutup jalan tersebut lalu menyulapnya menjadi ‘Destinasi Wisata Alam’. Hal itu ditandai dengan dipasanganya plang kayu yang bertuliskan ‘Destinasi Wisata Alam’ dan spanduk berisi seruan ‘Pemkab Bekasi Jangan Cuek Masyarakat Butuh Infrastruktur Yang Layak dan Manusiawi’ di lokasi genangan air tersebut.
Siti Komariah (42) warga setempat mengaku plang kayu dan spanduk dibuat oleh warga sebagai bentuk sindiran atas protes warga dengan kondisi jalan yang terendam air tanpa adanya perbaikan. “Ini sudah sering terjadi. Setiap hujan turun, jalan di sini selalu digenangi air (banjir-red),” keluhnya, Minggu (08/10).
Sain (22) warga lainnya menjelaskan kondisi jalan yang digenangi air pasca hujan itu sudah berlangsung selama kurang lebih 4 tahun. Ia pun menyesalkan pemerintah daerah yang dinilai tidak tanggap mengatasi persoalan itu.
“Ini karena drainase di pertigaan jalan (yang menghubungkan Jl. KH. Fudholi dan KH. Dewantara-red) terlalu tinggi sementara disini rendah sehingga air tidak mengalir dan menggenang,” ucapnya.
Warga, kata dia, sudah sepakat tidak akan membuka jalan dan mencopot papan plang ‘Destinasi Wisata Alam’ jika belum ada komitmen dari pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan itu.
Sementara itu Ketua RT 01/07, Bapak Nairih mengatakan pihaknya sudah melakukan kerja bakti bersama warga untuk membersihkan saluran air, khususnya yang berada di pertigaan jalan yang menghubungkan Jl. KH. Fudholi dan KH. Dewantara.
“Kita sudah ajak warga untuk kerja bakti membersihkan saluran air. Kalau habis kerja bakti saluran airnya lancar tapi nggak lama ya mampet lagi karena terlalu tinggi,” ucapnya.
Saat kerja bakti, sambungnya, ia pun mengaku sempat diberi uang oleh Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin sebesar Rp. 200 ribu. “Waktu itu pas kebetulan Ibu Bupati lagi lewat dan kita dikasih ‘uang kopi’ sama beliau jadi ya mungkin Ibu Bupati juga sudah tau dengan persoalan disini,” ucapnya.
Bahkan, pihaknya pun telah menyampaikan perbaikan drainase agar segera dilakukan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Desa. “Sudah kita sampaikan ke Musrenbang Desa. Waktu itu sih pak lurah dan pak camat juga sempet datang ke lokasi tapi cuma ngukur-ngukur doang,” kata Bapak Nairih.
Ia pun berharap agar persoalan tersebut bisa segera diatasi. “Ya kita mah dari RT pengennya bisa kasih yang terbaik buat warga. Mudah-mudahan bisa cepet selesai persoalannya,” kata dia. (BC)