BERITACIKARANG.COM, CIKARANG UTARA – Sebanyak 89 anak tercatat belum terakomodir dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili di SMAN 3 Cikarang Utara. Anak-anak yang tidak lolos pada tahap pertama ini diarahkan untuk mendaftar kembali pada tahap kedua, yakni melalui jalur prestasi.
Camat Cikarang Utara, Enop Can, menyampaikan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), pihak sekolah, pengawas, kepala desa, dan perwakilan warga. Untuk itu dia berharap agar seluruh anak yang belum lolos dapat terakomodir pada tahap berikutnya.
“Dari data yang disampaikan warga, total ada 89 anak yang belum masuk di tahap pertama. Nah nanti mereka bisa masuk ke tahap kedua, jalur prestasi. Ikuti saja prosesnya karena memang daya tampung sekolah terbatas,” ujar Enop Can pada Kamis (19/06) sore.
BACA: Warga Desa Waluya Demo SMAN 3 Cikarang Utara Karena Anaknya Tak Lolos Zonasi
Ketua SPMB SMAN 3 Cikarang Utara, Yuliani, menjelaskan bahwa pada tahap pertama ini, pihak sekolah telah menerima 151 calon siswa baru. Jumlah tersebut merupakan 35 persen dari total kuota SPMB tahun ini, yang mencapai 432 orang. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Teknis (Juklak/Juknis) SPMB SMA Tahun 2025 Jawa Barat.
“Siswa baru yang diterima pada tahun ini totalnya 432, sementara untuk jalur domisili kuotanya sebanyak 35 persen atau 151 orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari wilayah Desa Waluya, sebanyak 146 orang telah diterima,” jelas Yuliani.
Untuk itu dirinya mengimbau kepada orang tua yang anaknya belum lolos pada tahap pertama untuk segera mempersiapkan pendaftaran pada tahap kedua. Tahap kedua ini akan dibuka mulai tanggal 24 Juni hingga 1 Juli 2025 melalui jalur prestasi. “Nanti akan dilihat nilai rapotnya, termasuk prestasi lainnya baik di bidang akademik maupun non akademik,” kata dia.
Sebelumnya, warga Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, melakukan aksi unjuk rasa di depan SMAN 3 Cikarang Utara. Mereka memprotes hasil Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur zonasi (domisili) yang tidak meloloskan anak-anak mereka, meskipun jarak rumah mereka dekat dengan sekolah tersebut.
Lena (46), salah satu pendemo, menyatakan kekecewaannya karena anaknya yang merupakan warga asli Desa Waluya tidak diterima. “Padahal rumah saya dekat dengan sekolah, sekitar 500 meter. Tapi justru yang rumahnya jauh bisa masuk,” ujarnya dengan nada kesal.
Ia menambahkan bahwa sebagai orang tua, ia berharap anaknya bisa diterima di sekolah negeri. Biaya sekolah swasta yang tinggi menjadi pertimbangan utama, mengingat keterbatasan ekonomi keluarganya. “Kayaknya bakal berat banget kalau ke swasta,” ungkap Lena.
Hal senada diungkapkan Erni (44) warga lainnya. Dia menduga adanya kecurangan dalam proses penerimaan siswa di sekolah itu, terutama karena ada murid dari luar wilayah Desa Waluya yang diterima. “Pasti iya, Pak (ada indikasi kecurangan),” ungkapnya.
Warga mengancam akan menggembok gerbang sekolah sampe waktu tidak ditentukan apabila tuntutan warga tidak terpenuhi. (DIM)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS