BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT – Sebanyak 804 hektar lahan persawahan yang ada di Kabupaten Bekasi terkena dampak dari bencana banjir. Jumlah itu meliputi lahan persawahan di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi.
“Sampai dengan 6 Januari 2020, lahan pertanian di lima kecamatan yang terkena bencana banjir diantaranya, Kecataman Tarumajaya, Karangbahagia, Sukatani, Sukakarya dan Bojongmangu,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nani Suwarni, Rabu (08/01).
Nani mengatakan, lahan persawahan di Kecamatan Sukakarya merupakan wilayah paling banyak terkena dampak dari bencana banjir. Sebab, dari lima kecamatan yang terkena banjir, wilayah Sukakarya mempunyai lahan persawahan yang paling luas.
“Dari 3.770 hektar luas lahan persawahan di Kecamatan Sukakarya, lahan persawahan yang terkana banjir seluas 546 hektar dengan ketinggian air mencapai 50-80 centimeter. Kalau dikalkulasi dari lima kecamatan itu hanya 6,2 persen lahan persawahan yang terkena banjir,” katanya.
Nani menjelaskan jumlah keseluruhan lahan persawahan yang ada di Kabupaten Bekasi seluas 48.406 hektar, dari jumlah itu hanya 804 hektar lahan persawahan di Kabupaten Bekasi yang terkena banjir.
“Kalau dikalkulasi dari luas persawahan yang ada di Kabupaten Bekasi yang terkena dampak bencana banjir hanya mencapai 1,6 persen. Jumlah itu yang sudah ada tanamannya,” jelasnya.
Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, kata Nani sudah melakukan monitoring dan pendataan terhadap lahan pertanian yang terkena dampak banjir. Menurutnya sampai saat ini pihaknya belum menemukan lahan persawahan yang mengalami puso.
“Saat ini genangan air banjir di lahan persawahan sudah surut. Ada yang dua hari sudah surut dan ada yang empat hari seperti di Sukakarya. Karena airnya sudah surut dan tidak ada yang mengalami puso. Hari ini kami melakukan pendataan lagi untuk memastikan apa ada yang terkena puso. Yang jelas dari banjir ini pasti ada sedikit pengaruh terhadap hasil panen,” ucapnya.
Nani pun menghimbau kepada petani untuk menunda musim tanam. “Tapi kebanyakan petani sudah pada tahu kalau musim hujan mereka menunda menanam. Mereka menunggu fluktuasi cuaca,” ujarnya.
Selain melakukan monitoring dan pendataan, Nani mengatakan Dinas Pertanian juga akan memberikan bantuan. “Biasanya kita beri bantuan benih dan pupuk. Nanti kita lihat laporan dari penyuluh seperti apa baru kita ambil tindakan,” kata dia. (BC)