Kembali Dimediasi, Kasus Bullying Siswa SMA di Kabupaten Bekasi Berakhir Damai

Proses mediasi yang dilakukan pihak sekolah didampingi pihak kepolisian dengan menghadirkan keluarga korban dan keluarga siswa diduga terlibat bullyng, Jum'at (20/01) malam.
Proses mediasi yang dilakukan pihak sekolah didampingi pihak kepolisian dengan menghadirkan keluarga korban dan keluarga siswa diduga terlibat bullyng, Jum'at (20/01) malam.

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  –  Dugaan kasus bullying atau perundungan yang menimpa VAD (17) siswa salah satu SMA di Kabupaten Bekasi yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu kembali dimediasi dan berakhir damai.

Kepala sekolah, Akhmad Sayuti memastikan dari hasil mediasi tersebut pihak keluarga korban maupun keluarga terduga pelaku sudah saling memaafkan dan sepakat tidak akan melakukan tuntutan baik pidana maupun perdata.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah persoalannya sudah clear. Kedua belah pihak sudah saling memaafkan,” kata Akhmad Sayuti, Sabtu (21/01).

Selain itu, dirinya memastikan pihak sekolah akan memberikan pendampingan terhadap pemulihan psikologis korban serta menjatuhkan sanksi kepada siswa yang diduga terlibat aksi bullyng sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku dengan berkoordinasi ke pihak kepolisian. Pemberian sanksi itu pun telah mendapat persetujuan dari kedua pihak.

“Kita mengacu kepada Permendikbud no 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Jadi sanksi yang diberikan harus berupa tindakan yang bersifat edukatif, ketentuannya kan begitu,” kata Sayuti.

Selain diberikan skorsing selama 2 minggu, siswa yang diduga terlibat dalam dugaan aksi bullyng tersebut juga dikenakan wajib lapor ke pihak kepolisian wilayah setempat dalam kurun waktu skorsing tersebut.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi efek jera baik bagi siswa yang bersangkutan maupun siswa lainnya agar tidak melakukan hal serupa,” kata dia.

Kapolsek Cikarang Pusat, AKP. Awang Parikesit berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi. Pihaknya mengingatkan agar orang tua maupun pihak sekolah terus memantau kegiatan serta membimbing anak maupun siswa.

“Nanti kita akan kerjasama dengan sekolah untuk lebih mengintensifkan program penyuluhan pencegahan kenakalan remaha seperti police goes to school. Bapak dan ibu guru di sekolah juga mohon untuk terus pantau kegiatan para siswa, termasuk para orang tua. Kita bimbing dan beri pemahaman tentang pendidikan karakter hingga sikap saling menghargai satu sama lain, itu penting,” kata Awang. (dim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pos terkait