Tanggul Citarum Kritis, Dua Desa di Kecamatan Muaragembong Terancam Tenggelam

Salah seorang warga saat melintas di tanggul Sungai Citarum di Dusun III, Kp. Gobah Gobah, Desa Pantai Bahagia yang mulai tergerus volume air, Rabu (08/01).
Salah seorang warga saat melintas di tanggul Sungai Citarum di Dusun III, Kp. Gobah Gobah, Desa Pantai Bahagia yang mulai tergerus volume air, Rabu (08/01).

BERITACIKARANG.COM, MUARAGEMBONG  – Masyarakat di dua desa di Kecamatan Muaragembong, yakni Desa Pantai Bahagia dan Pantai Mekar dihantui rasa ketakutan. Pasalnya, kondisi tanggul sungai Citarum yang berada di Dusun III, Kp. Gobah, Desa Pantai Bahagia kritis dan berpotensi jebol.

Sekertaris Desa Pantai Bahagia Ahmad Qurtubi, mengatakan pihaknya sudah melaporkan kondisi tanggul itu kepada Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi dengan harapan agar dicarikan solusi mengingat keberadaan tanggul sudah sangat mengkhawatirkan.

Bacaan Lainnya

“Kami sudah laporkan kritisnya tanggul ini dan saat ini kami sedang menunggu tindaklanjutnya,” kata Ahmad Qurtubi, Rabu (08/01).

Menurutnya, kekhwatiran disebabkan tanggul tersebut belum tersentuh tiang pancang atau paku bumi yang seharusnya dipasang sebagai penahan air saat musim banjir dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) sehingga rentan sekali jebol saat volume air tinggi seperti saat ini.

“Tanggul yang retak belum dilakukan pemasangan paku bumi makanya sangat rentan sekali jebol,” ungkapnya.

Menurutnya,masyarakat meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi  bisa memberikan untuk solusi sementara yaitu membuat penahan tanggul dengan bambu dan karung. Sedangkan untuk solusi jangka panjangnya bisa segera dilakukan pemasangan tanggul penahan tanah yang terbuat dari paku bumi oleh BBWSC agar keberadaan tanggul tidak menghantui masyarakat disetiap musim banjir setiap tahunnya.

“Warga sangat khawatir bisa terputusnya akses jalan karena sudah masuk musim hujan. Karena kalau hujan terus, tentunya bisa meningkatkan volume air di Sungai Citarum,” kata dia.

Qurtubi menambahkan banjir akibat jebolnya tanggul Citarum pada tahun lalu telah menghancurkan 14  rumah milik warga. Dan yang membuat masyarakat khawatir saat ini, debit air kali ini lebih besar dari tahun sebelumnya sehingga apabila jebol berpotensi menenggelamkan dua desa tersebut.

“Sampai saat ini belum ada yang mengungsi warga masih bertahan di rumahnya masing-masing,” kata dia. (BC/SAR)

Pos terkait