Soal Pembatasan Layanan Media Sosial, Kepala Diskominfosantik Minta Warga Kabupaten Bekasi Bersabar

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT –Kepala Dinas Komunikasi, Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kabupaten Bekasi, Rohim Sutisna meminta warga di wilayahnya bersabar terkait dengan keputusan pemerintah pusat yang membatasi layanan media sosial.

“Keputusan tersebut pasti ada (dampak bagi warga Kabupaten Bekasi-red) mengingat media sosial merupakan salah satu kebutuhan masyarakat untuk berkomunikasi dan tidak sedikit yang menggunakannya sebagai sarana berwirausaha dengan berjualan sistem online,” kata  Rohim Sutisna saat ditemui, Jum’at (24/05).

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan pembatasan pembatasan layanan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menangkal penyebaran berita hoaks dan konten negatif.  “Kita di daerah ikut aja, mudah-mudahan segera kondusif kembali sehingga bisa kembali normal,” tuturnya.

Rohim juga menghimbau agar warga Kabupaten Bekasi dapat bijak dalam menggunakan media sosial dengan tidak ikut menyebarkan berita hoaks  atau konten-konten negatif.

“Harus cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial supaya terhindar berita hoaks ataupun ujaran kebencian. Apalagi kalau terjadi kesalahan dalam menyampaikan sesuatu di media sosial juga kan ada sanksi hukumnya, ada UU ITE jadi ya harus berhati-hati,” kata Rohim.

Diketahui, sejak tanggal 22 Mei 2019 lalu pemerintah membatasi layanan media sosial yang populer digunakan warga seperti whatsapp, instagram dan facebook.

Hingga hari ini, Jum’at (24/05) aplikasi WhatsApp masih tidak bisa mengirimkan foto kepada pengguna WhatsApp lainnya. Begitu pula dengan media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Sejumlah warga yang berprofesi sebagai pedagang online mengeluhkan saat harus mengirim gambar ke customer. Mereka mengaku harus mencoba berulang kali mengirimkan gambar makanan atau pakaian yang dijualnya ke costumer sehingga berimbas terhadap penambahan waktu pemesanan.

“Sebenarnya berpengaruh jadi memerlukan waktu yang lama untuk prosesnya dari mengirim pesan hingga pengiriman makanan atau pakaian. Jadi lebih berefek ke efisiensi waktu aja,” ucap Yuli, salah seorang pengusaha seblak online di Cikarang.

Keluhan serupa juga disampaikan Agus, salah seorang pengusaha media online di Kabupaten Bekasi. Dia mengatakan, dibatasnya akses ini mempengaruhi ke penyebaran informasi atau berita dari medianya.

“Kita kesulitas untuk berbagi berita ke medsos seperti facecook dan whatsapp. Semoga ini tidak berdampak terlalu lama karena berdampak ke bisnis media saya,” kata dia. (BC)

Pos terkait