Batal Hadiri Diskusi Publik di Kabupaten Bekasi, Obon Tabroni Sindir Dedi Mulyadi

Diskusi publik bertajuk 'Sepekan Jelang Pemilihan: Siapa Punya Solusi Permasalahan di Kabupaten Bekasi'di gedung teater graha Pariwisata, Cikarang Timur, Rabu (10/04).
Diskusi publik bertajuk 'Sepekan Jelang Pemilihan: Siapa Punya Solusi Permasalahan di Kabupaten Bekasi'di gedung teater graha Pariwisata, Cikarang Timur, Rabu (10/04).

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG TIMUR – Caleg DPR RI Partai Golkar dari Dapil VII Jawa Barat sekaligus Ketua Tim Kampanye Jokowi Ma’ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi batal menghadiri acara diskusi publik bertajuk ‘Sepekan Jelang Pemilihan: Siapa Punya Solusi Permasalahan di Kabupaten Bekasi’ sebagai pembicara, Rabu (10/04).

Padahal, sebelumnya Dedi Mulyadi dijadwalkan hadir bersama narasumber lainnya, yakni Obon Tabroni selaku selaku Caleg DPR RI Partai Gerindra dari Dapil VII Jawa Barat sekaligus anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo – Sandi serta Adi Susila selaku pengamat politik dan kebijakan publik. Namun, beberapa saat jelang diskusi publik yang diinisiasi Pokja Wartawan Kabupaten Bekasi ini dimulai, Dedi Mulyadi tidak bisa hadir.

Bacaan Lainnya

Pengamat politik dan kebijakan publik, Adi Susila menyayangkan atas ketidakhadiran Dedi Mulyadi dalam diskusi publik ini. Padahal, warga ingin mengetahui program serta dukungan calon presiden dan wakil presiden RI yang diusungnya terhadap persoalan yang terjadi, khususnya di Kabupaten Bekasi.

“Kehadiran Dedi Mulyadi sangat penting, karena berbicara soal program dan langkah yang bakal dilakukan calon Jokowi dan Maruf Amin terhadap persoalan-persoalan, khususnya yang terjadi di Kabupaten Bekasi,” kata dia.

Menurut Adi, Kabupaten Bekasi harusnya menjadi daerah yang diistimewakan oleh pemerintah pusat. Hal itu dilihat dari jumlah devisa yang diterima negara dari industri yang beroperasi di Kabupaten Bekasi. Namun, devisa itu justru tidak sebanding dengan dana kembali yang diterima daerah, baik melalui dana alokasi khusus maupun dana alokasi umum.

“Adakah kandidat yang berani membuat aturan khusus bahwa daerah yang memberikan devisa besar akan diberi program khusus. Tidak harus lewat dana perimbangan namun juga program yang langsung dinikmati warga seperti dibangun ribuan sekolah per tahun atau seperti apa,” ucapnya.

Selain itu, dengan adanya kawasan industri yang cukup besar, namun banyak ketimpangan yang terjadi di di Kabupaten Bekasi baik dalam persoalan ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi dan lain sebagainya.

“Baiknya dan alangkah lebih bijak memang kita harus lebih mengetahui apa yang kedua kandidat ini tawarkan untuk Kabupaten Bekasi. Minimal, dari visi misi dan program kerja, ada yang bisa menjawab persoalan di Kabupaten Bekasi yang lebih spesifik,” kata dia.

“Tetapi karena (Dedi Mulyadi-red) tidak hadir, ya sudahlah enggak apa-apa, audiens bisa menilai sendiri,”  imbuhnya.

Hal senada disampaikan Obon Tabroni. Dia sangat menyayayangkan ketidakhadiran Dedi Mulyadi. “Harusnya memang hadir tapi entah kenapa tidak hadir. Padahal kami telah memersiapkan diri karena tentu dari diskusi ini warga akan menilai bagaimana kepedulian mereka kepada warga. Jangan sampai yang tidak hadir membuktikan bahwa dirinya tidak peduli,” sindirnya.

Sementara itu Dedi Mulyadi, mengaku tidak bisa menepati janjinya untuk menghadiri acara tersebut dikarenakan dirinya diminta untuk memimpin salah satu acara. “Saya harus mimpin rapat saksi se-Jawa Barat. Perintahnya baru diterima jam 10 pagi,” kata Dedi dalam pesan singkatnya. (BC)

Pos terkait