Pengamat : Debat Kandidat Calon Bupati Bekasi Tidak Bersubtansi

suasana debat
suasana debat

BERITACIKARANG.COM, CIKARANG PUSAT  – Pengamat Politik dari Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, Harun Al Rasyid menganggap debat kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi yang disiarkan secara langsung di Kompas TV, Senin (06/02) sekitar pukul 15.00 – 16.30 WIB tidak memiliki subtansi. Hal itu disebabkan waktu yang dimiliki sangat terbatas, tidak berbanding dengan jumlah pasangan calon yang ada.

BACA : Yuk! Tonton Debat Kandidat Lima Pasang Calon Bupati Bekasi Hari Ini

“Tidak Bersubtansi. Karena  debat tadi waktunya sangat sempit, terbatas dan ada lima pasang calon sehingga substansi dari debat itu juga tidak muncul,” kata Harun.

Sehingga, lanjut Harun, dalam debat kandidat tersebut masyarakat yang menyaksikan tidak bisa mengeksplore isu-isu-isu yang akan dihadirkan lima pasang calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi ketika mereka sudah terpilih menjadi  Bupati.

“Karena hampir semua pasangan calon kan visi misinya hampir sama. Pembangunan, birokrasi dan lingkungan hidup, pertanian dan industri sehingga tidak ada yang sifatnya spesifik,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan dalam debat seharusnya masyarakt bisa mengeksplore satu kasus, misalnya dibidang infrastruktur dan lain sebagainya. Tetapi karena waktunya yang sangat terbatas dari lima pasang calon dan tema yang dihadirkan juga beragam, sehingga semuanya terlihat datar-datar saja dan masing-masing paslon terkesan bermain aman.

“Kecuali jika ada perdebatan kedua dan ketiga itu mungkin bisa lebih mengkrucut lagi, tetapi penyelenggarakan hanya melakukan satu kali debat saja, maka penting sebetulnya debat ini agar masyarakat itu mengetahui apa program dari paslon itu. Cuma kalau satu kali tidak akan mengenai sasarannya,” kata dia.

Harun menilai, pelaksanaan debat lebih bersifat untuk memenuhi syarat suatu gelaran Pilkada. “Secara komunikasi politik, tidak terlihat di situ. Kemudian dari pembahasan kasus dan pertanyaan tidak terlihat adanya ketajaman. Saya berpikir harus ada agenda serupa untuk lebih mengenalkan paslon pada masyarakat. Karena sebenarnya tujuan debat itu untuk meraih swing voter, dengan kondisi tersebut saya berpikir sulit meraih pemilih yag belum menentukkan pilihan,” kata dia.

Oleh karena itu, sambungnya, kedepannya debat kandidat tidak cukup dilakukan satu kali, melainkan perlu dilakukan dua atau tiga kali. “Artinya anggaran KPU pun mesti ditingkatkan untuk kegiatan seperti debat ini,” ucapnya. (BC)

Pos terkait