Muhtadi Muntaha Berharap Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Bekasi diimbangi Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bekasi, Muhtadi Muntaha Didampingi Ketua Biro Pemenangan Pemilu (Bippilu) Dapil II DPD PAN, Dwi Mulyani serta Sekretaris Bippilu Dapil II DPD PAN, Ahmad Khumaidi saat menyambangi salah satu balita penderita gizi buruk, Nuriyani, Rabu (23/02).
Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bekasi, Muhtadi Muntaha Didampingi Ketua Biro Pemenangan Pemilu (Bippilu) Dapil II DPD PAN, Dwi Mulyani serta Sekretaris Bippilu Dapil II DPD PAN, Ahmad Khumaidi saat menyambangi salah satu balita penderita gizi buruk, Nuriyani, Rabu (23/02).

BERITACIKARANG.COM, CIBITUNG – Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bekasi, Muhtadi Muntaha menyambangi salah satu balita penderita gizi buruk, Nuriyani yang berusia 8 bulan di Dusung III, RT 02, RW 03, Desa Kertamukti, Rabu (23/03).

BACA : Duh, Bayi di Cibitung Derita Gizi Buruk

Bacaan Lainnya

Didampingi Ketua Biro Pemenangan Pemilu (Bippilu) Dapil II DPD PAN, Dwi Mulyani serta Sekretaris Bippilu Dapil II DPD PAN, Ahmad Khumaidi, Muhtadi Muntaha menerangkan bahwa kedatangannya dilakukan untuk melihat kondisi terkini Nuriyani. Sebab sekitar satu setengah bulan lalu para pengurusnya membawa balita ini ke RSUD Kabupaten Bekasi untuk mendapatkan perawatan.

BACA : Kader PAN Terus Kawal Pengobatan Penderita Gizi Buruk

“Kedatangan DPD PAN ini untuk menkroscek setelah sebulan setengah lalu awalnya kita telah membawa balita ini untuk mendapatkan perawatan intensif ke RSUD. Kita berharap apa yang dilakukan menghadirkan semangat hidup untuk masyarakat Kabupaten Bekasi yang kebetulan berpenyakit berat, seperti Nuriyani ini yang menderita gizi buruk,” terangnya.

BACA : Alhamdulillah, Balita Gizi Buruk Sudah dibawa Pulang‎

Ia pun berharap pembangunan infrastruktur yang saat ini tengah dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Bekasi harus diimbangi dengan peningkatan kesehatan masyarakat. Sebab, kata dia, sangat ironis jika di daerah yang kaya raya APBD-nya, namun masih didapati dengan mudah balita penderita gizi buruk.

Muhtdi melihat banyaknya kasus seperti Nuriyani di Kabupaten Bekasi ini, artinya terdapat dua kemungkinan yang harus dibenahi. “Faktor ekonomi orang tua daripada si bayi, dan tak optimalnya penyuluhan hidup sehat kepada masyarakat di perkampungan,” katanya.

Tentunya, kata dia, peran bidan yang ada di setiap desa harus melek dan menjadi panglimanya untuk mendeteksi hal tersebut agar tak terjadi lagi hal seperti Nuriani dan wajib terdeteksi sejak dini. “Jangan sampai ada kasus seperti Nuriyani ini terulang. Karena sudah berusia 8 bulan baru ketahuan menderita gizi buruk,” tegasnya.

Dia menyarankan kepala daerah mengingatkan para kepala Puskesmasnya agar tak diam saja di kantornya. “Nanti kepala Puskesmas larinya ke bawah. Kepala daerah harus menjewernya, jangan terulang lagi lah. Karena ini kerja bareng. Tak pantas lah masih ada warga yang menderita gizi buruk sementara daerah kita ini kaya raya. Kan banyak industri, minyak dan gas,” cetusnya. (DB)

Pos terkait