Gunakan Varietas Padi Tahan Hama, Hasil Panen Petani di Kabupaten Bekasi Meningkat

Pelepasan burung merpati tanda dimulainya panen serentak di Kp. Tenjolaut, Desa Sukamantri Kecamatan Tambelang, Selasa (10/04) pagi.
Pelepasan burung merpati tanda dimulainya panen serentak di Kp. Tenjolaut, Desa Sukamantri Kecamatan Tambelang, Selasa (10/04) pagi.

BERITACIKARANG.COM, TAMBELANG  – Hasil panen padi di Kabupaten Bekasi tahun ini dipastikan meningkat. Uji coba penggunaan padi varitas inpari mulai menunjukkan hasil positif. Selain kuat dari serangan hama, hasil panen pun meningkat signfikan.

“Ini kali pertama padi varitas inpari panen, hasilnya lebih bagus. Dari semula satu hektar itu hasilnya 6 ton, sekarang bisa 8 ton,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Abdullah Karim, Selasa (10/04).

Bacaan Lainnya

Sedikitnya 200 hektar lahan persawahan di Kp. Tenjolaut Desa Sukamantri Kecamatan Tambelang, panen serentak hari ini. Dari luas tersebut, enam hektar di antaranya merupakan panen dari padi varitas inpari. Dikatakan Karim, lokasi tersebut merupakan salah satu titik uji coba padi inpari.

“Di Sukamantri ini total ada 200 hektar tapi yang inpari itu baru enam hektar karena sifatnya uji coba. (Seluas) 6 hektar kalau dikali 8 berarti ada 42 ton gabah yang berhasil diproduksi. Jumlahnya melebihi lahan yang menggunakan varitas Ciherang,” kata Karim.

Di luar luasan tersebut, lanjut Karim, para petani masih menggunakan varietas Ciherang. “Ciherang masih digunakan petani, tapi karena yang inpari itu hasilnya lebih bagus, bakal kami arahkan seluruhnya menggunakan inpari,” ujar dia.

Menurut Karim, inpari diujicobakan setelah banyaknya sawah yang terserang hama wereng di sejumlah daerah. Serangan itu sempat membuat produksi padi di Kabupaten Bekasi menurun. “Karena memang kalau ciherang masih mudah terserang hama, apalagi wereng. Makanya tahun ini kami coba lakukan perubahan,” ucap dia.

Selain di Tambelang, uji coba padi varitas inpari dilakukan di tiga kecamatan lainnya, yakni Bojongmangu, Sukatani dan Sukakarya. “Tiap kecamatan masing-masing diujiucobakan pada lima hektar sawah. Belum semua karena masih uji coba. Kami uji coba dengan memberikan bibit kepada petani. Tapi bukan itu saja, kami juga lakukan pendampingan mulai dari pupuk, pembibitan sampai alat mesin tani. Hasilnya wajib disyukuri,” ucapnya.

Penggunaan varitas inpari ini diprediksi dapat mendongkrak hasil panen keseluruhan. Tahun ini, kata Karim, dari sekitar 48.000 hektar target panen 523.000 ton. Jumlah tersebut meningkat dari capaian 2017 yakni 519.000 ton. Hingga April ini, jumlah gabah yang diproduksi telah mencapai 5.345 ton

“Kalau melihat potensinya, optimis target tercapai. Ini masih musim tanam pertama dan masih banyak petani yang belum melaporkan hasil panennya. Kemudian dilihat dari kondisi cuaca juga bagus, makanya persawahan kami yakini bagus,” kata dia.

Selain peningkatan produksi, kata Karim, pihaknya kini tengah mengajukan rancangan Peraturan Daerah tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Aturan itu diharapkan dapat menyelamatkan lahan pertanian dari tingginya potensi alih fungsi lahan. (BC)

Pos terkait